Kredit Foto: Wafiyyah Amalyris K
Lebih lanjut, di tengah ketidakpastian global seperti ketegangan geopolitik, perubahan iklim, percepatan teknologi, dan fluktuasi pasar, International Monetary Fund (IMF) menilai Indonesia sebagai “bright spot” di tengah perlambatan ekonomi dunia berkat reformasi kelembagaan dan kebijakan fiskal yang disiplin.
“Berdasarkan Bloomberg, probability resesi di Amerika, Jepang, dan Kanada itu berada di atas 30%. Sedangkan Indonesia probability untuk resesi itu hanya ada di angka 5%, atau rendah. Jadi ini lembaga-lembaga pemeringkat dunia menyatakan bahwa ekonomi Indonesia bagus dan ini menjadi modal pokok kita juga dalam menghadapi tantangan ekonomi global,” ujar Staf Ahli Haryo.
Indonesia juga masih menghadapi sejumlah tantangan domestik seperti kemiskinan, pengangguran terbuka, rendahnya tingkat pendidikan, serta produktivitas tenaga kerja. Di sisi lain, bonus demografi yang dimiliki Indonesia membuka peluang besar untuk memenuhi kebutuhan talenta digital sampai tahun 2030 yang sebanyak sekitar 9 juta talenta digital.
Staf Ahli Haryo juga menyampaikan terkait strategi Pemerintah dalam mencapai pertumbuhan ekonomi 8%. Dalam jangka pendek, Pemerintah menyiapkan strategi ekonomi jangka pendek berupa stimulus untuk supply side dan demand side.
“Jadi, ringkasan dari strategi menuju pertumbuhan ekonomi 8%, kita dapat lihat bahwa perlu untuk mendorong investasi, hilirisasi, serta pemberdayaan UMKM, dengan tetap menjaga defisit fiskal dan rasio utang yang terkendali,” pungkas Staf Ahli Haryo.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement