Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Wakil Menteri Koperasi dan UKM (Wamenkop) Farida Farichah menegaskan pentingnya pendekatan hexa-helix sebagai strategi kolaboratif dalam memperkuat ekosistem koperasi nasional.
Melalui sinergi antara pemerintah, akademisi, pelaku usaha, masyarakat, media, dan komunitas, program Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih telah mencatat lebih dari 82 ribu koperasi dan 1,15 juta anggota di seluruh Indonesia.
Menurut Farida, kerja sama lintas sektor menjadi kunci untuk menciptakan kemandirian ekonomi daerah yang berkelanjutan.
Baca Juga: Kopdes Merah Putih Bisa Bantu Jaga Stabilitas Harga Pangan hingga Inflasi
“Dalam program Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih, kerja sama itu sangat dibutuhkan. Tidak hanya menggerakkan usaha bersama, tetapi juga menciptakan lapangan kerja dan memperkuat ekonomi desa,” ujarnya saat Musyawarah Besar (Mubes) Ikatan Alumni Universitas Pattimura (Ikapatti) ke-II dan seminar bertema “Berdaya Bersama Ikapatti: Mewujudkan Kemandirian Ekonomi Melalui Koperasi dan UMKM” , dikutip dari keterangan resmi, Senin (3/10/2025).
Di sisi lain, menurut Farida, perguruan tinggi dan alumninya memiliki peran vital dalam mentransformasi koperasi menjadi ekosistem inovatif berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi.
Ia mencontohkan Ikatan Alumni Universitas Pattimura (Unpatti) yang diharapkan dapat berkontribusi melalui riset model bisnis, digitalisasi manajemen, pengembangan branding produk, serta membuka akses pasar global bagi koperasi.
Baca Juga: Gerai Kopdes Merah Putih Akan Jadi Pusat Logistik dan Edukasi Ekonomi Desa
Wamenkop juga mengajak pemerintah daerah untuk memberikan dukungan melalui fasilitasi dan insentif regulasi. Sementara itu, akademisi diharapkan memperkuat riset dan evaluasi, pelaku usaha bermitra secara adil, serta alumni dan masyarakat turut memperkuat kelembagaan koperasi.
“Koperasi, sebagaimana diajarkan Bung Hatta, adalah institusi yang memanusiakan manusia dan mengutamakan kesejahteraan kolektif di atas kepentingan individu,” kata Farida.
Farida menambahkan, dengan penguatan kelembagaan, digitalisasi, dan kolaborasi lintas sektor, koperasi dapat menjadi pilar utama ekonomi yang berdaulat, inklusif, dan berkeadilan.
Ia juga mengingatkan bahwa koperasi merupakan satu-satunya bentuk usaha yang secara eksplisit diakui dalam Pasal 33 UUD 1945, sehingga memiliki posisi strategis dalam sistem ekonomi nasional.
Baca Juga: Menkop Targetkan Gerai Kopdes Merah Putih Bisa Beroperasi Oktober Ini
Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM hingga 2024, terdapat lebih dari 131 ribu koperasi dengan 27 juta anggota, volume usaha mencapai Rp214 triliun, dan total aset sebesar Rp281 triliun.
“Meskipun angka ini belum terlalu besar, tren peningkatannya menunjukkan potensi besar koperasi jika didukung kebijakan yang tepat dan teknologi digital,” ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Rektor Universitas Pattimura Fredy Leiwakabessy menyatakan dukungannya terhadap upaya pemerintah menghubungkan pendidikan tinggi dengan pengembangan koperasi dan UMKM.
“Diperlukan sinergi yang kuat antar berbagai elemen masyarakat dan pemerintah, untuk mewujudkan kemajuan ekonomi yang berkelanjutan di Maluku dan Indonesia,” ujar Fredy.
Ia menambahkan, sejumlah inisiatif pembangunan di Unpatti seperti rumah sakit pendidikan, sarana olahraga, fasilitas air bersih, dan perumahan dosen diharapkan dapat memperkuat ekosistem ekonomi kampus yang berbasis koperasi dan UMKM.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ida Umy Rasyidah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement