Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Bank Indonesia (BI) melaporkan telah membeli Surat Berharga Negara (SBN) yang diterbitkan pemerintah mencapai Rp 270 triliun sejak awal tahun hingga 30 Oktober 2025.
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan bahwa pembelian SBN merupakan langkah kebijakan moneter dan fiskal dalam menjaga nilai tukar rupiah.
“Sejak Januari 2025, Bank Indonesia telah membeli SBN dari pasar sebesar Rp269,97 triliun, kalau dibulatkan Rp270 triliun, posisi hingga 30 Oktober 2025,” kata Perry dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Kantor Bank Indonesia, Jakart, Senin (3/11/2025).
Baca Juga: BI Siapkan Stablecoin Nasional Berbasis SBN dan Rupiah Digital, TokoCrypto Respon Gini
Perry menjelaskan, pembelian surat utang pemerintah tersebut dilakukan melalui pasar sekunder dan program debt switching dengan pemerintah. Dari total Rp270 triliun pembelian, sekitar Rp199,9 triliun berasal dari pasar sekunder dan debt switching.
“Di mana di antaranya Rp270 triliun itu pembelian dari pasar sekunder dan program debt switching dengan pemerintah sebesar Rp199,9 triliun,” tuturnya.
Selain itu, BI juga mencatat penurunan outstanding Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dari Rp916,9 triliun menjadi Rp706,1 triliun per 27 Oktober 2025, atau turun sebesar Rp210,8 triliun sejak awal tahun.
Dalam waktu dekat, BI berencana menerbitkan surat berharga baru, yakni BI-FRN (Floating Rate Note), sebagai underlying asset atau aset dasar bagi instrumen keuangan turunan (derivatif).
Baca Juga: BI Borong SBN Rp268 Triliun per 21 Oktober 2025, Meningkat Rp51 Triliun
Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, Juli Budi Winantya mengatakan bahwa BI-FRN merupakan langkah bank sentral untuk memperluas instrumen moneter setelah Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
"Akan ditambah instrumen moneter ini dengan BI-FRN untuk memperkaya instrumen, untuk memperdalam pasar. Tapi SRBI-nya sendiri sebagai instrumen moneter tetap ada," kata Juli dalam pelatihan wartawan BI, Bukittinggi, Sumatera Barat, Jumat (24/10/2025).
BI juga mengembangkan Overnight Index Swap (OIS) untuk tenor di atas overnight dalam rangka membentuk struktur suku bunga pasar, serta memperluas investor SukBI untuk dapat dimiliki oleh bank dan nonbank, termasuk bukan penduduk.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Cita Auliana
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement