Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Wall Street Anjlok, Investor Saham Dilanda Kekhawatiran Pecahnya Bubble AI

Wall Street Anjlok, Investor Saham Dilanda Kekhawatiran Pecahnya Bubble AI Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bursa Saham Amerika Serikat (Wall Street) ditutup melemah tajam pada perdagangan di Selasa (4/11). Hal ini terjadi setelah para eksekutif bank besar memperingatkan bahwa pasar saham berisiko mengalami koreksi, seiring meningkatnya kekhawatiran terhadap valuasi yang berlebihan.

Dilansir dari Reuters, Rabu (5/11), Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 0,53% menjadi 47.085,24, S&P 500 (SPX) melemah 1,17% ke 6.771,55, dan Nasdaq Composite (IXIC) merosot 2,04% ke 23.348,64.

Baca Juga: Bursa Eropa Melemah, Ancaman Market Crash Mengintai Pasar Saham Global

CEO Morgan Stanley dan Goldman Sachs menyoroti potensi gelembung pasar akibat reli saham yang didorong oleh euforia kecerdasan buatan (AI).

CEO JPMorgan Chase Jamie Dimon juga mengingatkan adanya risiko koreksi pasar saham signifikan dalam enam bulan hingga dua tahun ke depan, dengan menyebut ketegangan geopolitik sebagai salah satu faktor pemicu.

“Investor tampak lebih khawatir tentang valuasi dibanding biasanya, setidaknya untuk hari ini,” kata Chief Executive Officer (CEO) Horizon Investment Services, Chuck Carlson.

“Banyak perusahaan memiliki valuasi yang sudah terlalu tinggi, sementara kinerja laba mereka bagus, tapi tidak luar biasa. Itu kombinasi yang mendorong aksi ambil untung,” tambahnya.

Sementara itu, shutdown pemerintahan akibat kebuntuan di Kongres telah mendekati rekor terlama dalam sejarah, menghambat rilis data ekonomi resmi dan mendorong pelaku pasar beralih ke sumber data swasta.

Baca Juga: Asing Lanjut Borong Saham Rp305 Miliar, TLKM Paling Banyak Dikoleksi

Pejabat Federal Reserve (The Fed) kini menjadi sorotan untuk mencari petunjuk arah kebijakan moneter berikutnya, di tengah minimnya indikator ekonomi yang biasanya menjadi dasar pengambilan keputusan bank sentral tersebut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: