- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
EMCL Sumbang 30% Produksi Migas Nasional, Pendapatan Negara Tembus Rp586 Triliun
Kredit Foto: Djati Waluyo
ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) mencatat hingga saat ini, lapangan migas andalan tersebut telah menyumbang sekitar 25–30 persen dari total produksi minyak nasional, sekaligus menjadi salah satu tulang punggung pasokan minyak mentah Indonesia.
External Engagement & Socioeconomic Manager EMCL, Tezhart Elvandiar, mengatakan kontribusi besar ini tidak hanya menopang kebutuhan energi dalam negeri, tetapi juga memberikan nilai tambah bagi perekonomian nasional dan daerah melalui penerimaan negara serta penyaluran Dana Bagi Hasil (DBH) Migas kepada pemerintah daerah.
“Hingga saat ini, produksi kumulatif dari Blok Cepu sudah lebih dari 700 juta barel minyak — jauh di atas rencana Plan of Development (POD) awal yang memperkirakan cadangan sebesar 450 juta barel,” ujar Tezhart saat ditemui di Bojonegoro, Rabu (5/11/2025).
Baca Juga: Jepang, BP, dan ExxonMobil Komit Investasi CCS USD 15 Miliar di RI
Produksi Blok Cepu meningkat signifikan sejak tambahan produksi dari Proyek Banyu Urip Infill Clastic (BUIC) yang rampung 10 bulan lebih cepat dari jadwal. Sebelum proyek BUIC, Lapangan Banyu Urip memproduksi rata-rata 150.000 barel per hari. Proyek tersebut mencakup pengeboran tujuh sumur produksi baru yang dilaksanakan oleh PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) menggunakan rig canggih buatan dalam negeri.
Sejak mulai beroperasi, Blok Cepu telah menyumbang lebih dari US$35 miliar atau sekitar Rp586 triliun bagi pendapatan negara. Nilai ini setara lebih dari 10 kali lipat investasi awal, sekaligus menjadi salah satu proyek hulu migas paling produktif di Indonesia.
Kontribusi tersebut juga dirasakan langsung oleh masyarakat Bojonegoro. DBH Migas dari EMCL berkontribusi sekitar 40% terhadap APBD Kabupaten Bojonegoro, menjadikannya motor utama pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat setempat. Selain itu, EMCL tercatat sebagai wajib pajak badan terbesar di wilayah KPP Pratama Bojonegoro, memperkuat peran sektor migas dalam mendukung pendapatan negara dan daerah.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Heru Setyadi, menegaskan bahwa keberhasilan operasi EMCL menjadi bukti nyata pentingnya kolaborasi antara SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dalam menjaga pasokan energi nasional.
“Peran EMCL sangat krusial dalam menjaga stabilitas pasokan migas nasional. Keberhasilan operasi EMCL menunjukkan pentingnya kolaborasi SKK Migas dan KKKS dalam menjaga ketahanan energi Indonesia,” ungkap Heru.
Melalui sinergi antara SKK Migas dan EMCL, operasi di Blok Cepu akan terus menjadi bagian strategis dari upaya menyediakan energi yang andal bagi Indonesia — sejalan dengan visi nasional menuju ketahanan energi dan pembangunan berkelanjutan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Djati Waluyo
Tag Terkait:
Advertisement