Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kilang Pertamina Cilacap Jadi Pelopor Energi Hijau di Indonesia

Kilang Pertamina Cilacap Jadi Pelopor Energi Hijau di Indonesia Kredit Foto: PT Kilang Pertamina Internasional
Warta Ekonomi, Cilacap -

Kebutuhan terhadap energi hijau terus meningkat, baik di Indonesia maupun di tingkat global. Menjawab tantangan tersebut, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) berkomitmen mengembangkan pengolahan energi hijau melalui sejumlah proyek strategis di Kilang Cilacap, Jawa Tengah.

“Mengembangkan bisnis energi hijau dan rendah karbon di masa depan merupakan salah satu dari dua strategi pertumbuhan ganda KPI,” kata Pjs. Corporate Secretary KPI, Milla Suciyani dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat (7/11/2025).

Milla mengatakan, strategi lainnya adalah memperkuat bisnis eksisting dengan meningkatkan kapasitas kilang dalam mengolah minyak mentah menjadi bahan bakar minyak (BBM).

Baca Juga: Kilang Balongan, Kilang Paling Kompleks di Indonesia Penopang Energi Nasional

Milla menjelaskan, KPI memiliki dua proyek utama di Kilang Cilacap yang berorientasi pada bahan bakar ramah lingkungan. Pertama, Proyek Blue Sky Cilacap yang telah beroperasi sejak Agustus 2019. Proyek ini bertujuan meningkatkan kualitas BBM jenis gasoline dari setara Euro 2 menjadi setara Euro 5.

“BBM standar Euro 5 merupakan regulasi emisi yang ditetapkan Uni Eropa dan menjadi acuan global dalam pengendalian polusi udara dari sektor transportasi. Melalui Proyek Blue Sky Cilacap kami menghadirkan BBM ramah lingkungan itu untuk masyarakat Indonesia,” ujar Milla.

Ia menambahkan, peningkatan kualitas BBM dilakukan menggunakan teknologi modern Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) serta pembangunan fasilitas pendukung seperti New Platformer dan Sulfur Recovery Unit. Dengan teknologi tersebut, kandungan sulfur dalam BBM dapat ditekan signifikan sehingga emisi gas buang kendaraan menjadi lebih bersih. Melalui proyek ini, produksi Gasoline RON 92 meningkat dari 23 ribu barel per hari menjadi 53 ribu barel per hari.

Baca Juga: KPI Terapkan Digitalisasi Keselamatan di Kilang Balongan, Risiko Dimonitor Real-Time

Selain itu, KPI juga mempelopori pengolahan bahan bakar berbasis nabati melalui Proyek Green Refinery Cilacap Phase 1 yang beroperasi sejak Februari 2022.

“Aspek keberlanjutan merupakan salah satu fokus bisnis yang dijalankan KPI. Kami tidak hanya memproduksi bahan bakar minyak, namun kami juga ingin berkontribusi pada lingkungan melalui beragam produk yang kami hasilkan,” ucapnya.

Dalam proyek ini, KPI memproduksi Hydrotreated Vegetable Oil (HVO) atau bahan bakar diesel terbarukan dari minyak nabati dengan merek dagang Pertamina RD. Kilang Cilacap mampu menghasilkan HVO hingga 3 ribu barel per hari dari bahan baku Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO), yakni minyak sawit yang telah dimurnikan.

Baca Juga: Produksi B40 Capai 750 Ribu Barel, Kilang Plaju Siap Tancap Gas B50

Produk ramah lingkungan lainnya ialah Pertamina Sustainable Aviation Fuel (PertaminaSAF), bahan bakar pesawat yang dihasilkan dari minyak jelantah melalui metode co-processing Katalis Merah Putih, inovasi karya anak bangsa. Dengan teknologi tersebut, Kilang Cilacap mampu memproduksi hingga 9 ribu barel PertaminaSAF per hari. Produk ini juga telah sukses melalui uji terbang pada 20 Agustus 2025.

“PertaminaSAF menjadi solusi inovatif dalam menjawab tantangan emisi karbon dari sektor penerbangan, yang selama ini dikenal sebagai salah satu penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar. Inovasi ini juga membuka jalan bagi industri aviasi yang lebih hijau, sekaligus memperkuat komitmen Indonesia terhadap transisi energi dan pengurangan emisi karbon,” ungkap Milla.

Milla menegaskan, keberhasilan serangkaian proyek strategis KPI di Kilang Cilacap tak lepas dari dukungan seluruh pemangku kepentingan, masyarakat, dan pemerintah.

“Melalui proyek ini pula, KPI membuktikan bahwa industri pengolahan energi dapat bertransformasi menjadi lebih hijau, efisien, dan berkelanjutan, sekaligus memperkuat ketahanan energi nasional,” tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Djati Waluyo

Advertisement

Bagikan Artikel: