Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pertamina Jual 37 Ribu Ton Kredit Karbon di COP30 Brasil, Ini Pembelinya

Pertamina Jual 37 Ribu Ton Kredit Karbon di COP30 Brasil, Ini Pembelinya Kredit Foto: PT Pertamina (Persero)
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Pertamina (Persero) menegaskan posisinya di pasar karbon global dengan mencatat transaksi penjualan 37 ribu ton kredit karbon pada ajang COP30 di Belèm, Brasil. Langkah ini menegaskan komitmen Pertamina mendorong dekarbonisasi bisnis sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam perdagangan karbon dunia.

Direktur Transformasi dan Keberlanjutan Bisnis PT Pertamina (Persero) Agung Wicaksono mengatakan, transaksi dilakukan dengan Bank Mandiri dan CIMB Niaga melalui sesi Seller Meet Buyer, salah satu platform perdagangan karbon internasional yang digelar di Paviliun Indonesia, COP30.

"Kehadiran Pertamina untuk memanfaatkan peluang di COP30 terutama di Paviliun Indonesia salah satunya seller meet buyer yang merupakan platform pertemuan penjual dan pembeli kredit karbon,” ujar Agung Wicaksono** di sela-sela KTT – COP30, Belèm, Brasil (12/11/2025).

Baca Juga: Hadir di COP30, Pertamina Catat Transaksi Kredit Karbon Capai 37 Ribu Ton C02e dari PLTP dan PLTBg

Kredit karbon tersebut berasal dari proyek Pembangkit Listrik Tenaga Biogas Sei Mangkei di Sumatra Utara dan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Lahendong di Sulawesi Utara. Dengan tambahan ini, total penjualan kumulatif Pertamina mencapai 864 ribu ton CO₂e, senilai lebih dari USD 3 juta, sejak peluncuran perdagangan karbon perdananya pada September 2023.

Agung menegaskan, Pertamina telah menyiapkan internal carbon pricing untuk memperhitungkan nilai ekonomi karbon dalam setiap keputusan investasi. Langkah ini diharapkan dapat mendorong efisiensi energi dan pengembangan bisnis rendah karbon, termasuk proyek energi baru terbarukan (EBT) seperti geothermal, PLTBg, serta solusi berbasis alam (nature-based solutions).

“Pertamina punya banyak proyek geothermal. Dari proyek-proyek geothermal tersebut, proyek-proyek energi baru terbarukan lainnya seperti PLTBg, maupun yang berbasis nature based solution seperti penghijauan kembali itu bisa menghasilkan karbon kredit,” imbuh Agung.

Pertamina juga tengah menerapkan mekanisme Measurement, Registration, and Verification (MRV) untuk memastikan proyek-proyek EBT memiliki kredibilitas dan dapat diakui di pasar karbon domestik maupun global.

Baca Juga: Hadir di COP 30 Brasil, MPR Dorong Pertamina Jadi Pemimpin Regional Pengembangan SAF

“Proyek-proyek itu bukan hanya green tetapi juga gold, karena itu kita perlukan untuk bangun Indonesia lebih bersih, lebih hijau, lebih maju dan lebih kaya,” tandas Agung.

Sementara itu, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Muhammad Baron, menambahkan bahwa Pertamina menjadi perusahaan pertama yang menjual kredit karbon melalui IDXCarbon sejak 26 September 2023. Hingga kini, total penjualan karbon Pertamina telah mencapai 864 ribu ton CO₂e, termasuk 249 ribu ton CO₂e dari sektor energi terbarukan tahun 2025.

“Pertamina melalui subholding Pertamina NRE menghasilkan kredit karbon dari proyek panas bumi dan limbah cair dari pabrik pengolahan kelapa sawit (Palm Oil Mill Effluent/POME) untuk memenuhi permintaan pasar. Dengan dukungan Pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya, Pertamina akan memimpin dekarbonisasi dan memperluas ekosistem perdagangan karbon di Indonesia,” pungkas Baron.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Djati Waluyo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: