Kredit Foto: Uswah Hasanah
Industri fast-moving consumer goods (FMCG) menghadapi tekanan baru seiring perubahan perilaku belanja, persaingan yang semakin rapat, dan tuntutan ketersediaan produk yang lebih cepat di seluruh wilayah Indonesia.
Untuk menjawab kebutuhan tersebut, BOSNET Distribution Indonesia menegaskan komitmennya memperkuat fondasi distribusi nasional melalui konsultansi strategis, digitalisasi proses bisnis, dan model kolaborasi antarpelaku industri.
Presiden Direktur BOSNET, Surianto Tjhin, menyatakan bahwa distribusi menjadi variabel kunci bagi perusahaan FMCG, terutama karena struktur geografis Indonesia yang membuat pergerakan barang terfragmentasi. Menurutnya, perusahaan membutuhkan sistem yang mampu memberikan visibilitas menyeluruh, mengendalikan biaya, dan meningkatkan kecepatan eksekusi.
“Transformasi distribusi tidak hanya soal digitalisasi, tetapi bagaimana data dan kolaborasi menciptakan efisiensi yang berdampak langsung pada pertumbuhan bisnis sehingga investasi teknologi dapat kembali dengan sendirinya melalui produktivitas yang meningkat dan kontrol operasional yang lebih kuat,” ujar Surianto di Jakarta, Selasa (25/11/2025).
BOSNET mengembangkan akselerasi transformasi distribusi melalui tiga pilar utama. Pilar pertama adalah High-Level Consultancy yang berfokus pada perumusan strategi bisnis berbasis data.
Menurut Surianto, tim BOSNET bekerja langsung dengan manajemen perusahaan untuk menganalisis pola penjualan, struktur biaya, serta cakupan distribusi guna mengidentifikasi potensi percepatan pendapatan dan penghematan biaya.
Rekomendasi yang disusun nantinya diarahkan pada implementasi yang terukur agar perusahaan mampu mencapai target pertumbuhan yang berkelanjutan.
Pilar kedua adalah digitalisasi proses distribusi. BOSNET menyediakan lebih dari 40 solusi teknologi yang mengintegrasikan rantai distribusi dari prinsipal hingga titik penjualan. Sistem tersebut mengalihkan proses manual menjadi alur kerja otomatis yang dapat dipantau secara real-time.
Dengan mekanisme ini, perusahaan FMCG memperoleh kendali atas inventori, pergerakan armada, dan aktivitas outlet, yang pada akhirnya menurunkan biaya operasional sekaligus meminimalkan potensi kehilangan aset.
Baca Juga: Gandeng Ukirama, OttoDigital Hadirkan Solusi Operasional Bisnis Terpadu
Model Sharing Operations menjadi pilar ketiga yang mendorong kerja sama antarprinsipal, distributor, dan pemilik merek. Melalui pendekatan ini, mitra dapat berbagi armada, ruang penyimpanan, dan sumber daya operasional untuk memperluas jangkauan pasar tanpa investasi besar.
Surianto menilai pola berbagi ini penting dalam kondisi pasar yang semakin dinamis karena memungkinkan perusahaan menyesuaikan kapasitas secara cepat sesuai kebutuhan wilayah.
Sebagai informasi, selama ini BOSNET dikenal sebagai penyedia sistem manajemen distribusi yang menghubungkan produsen, distributor, dan outlet di berbagai daerah. Namun, memasuki 2026, perusahaan menegaskan fokus baru pada integrasi data dan efisiensi lintas jaringan distribusi.
BOSNET menargetkan ekosistem distribusi yang lebih cerdas, transparan, dan responsif terhadap perubahan pasar, sehingga perusahaan FMCG dapat mengambil keputusan lebih cepat, mengamankan ketersediaan barang, serta menjaga stabilitas biaya.
Dengan kombinasi konsultansi, digitalisasi, dan kolaborasi operasional, BOSNET menilai industri FMCG memiliki peluang memperkuat daya saing di tengah tantangan geografis dan kompleksitas distribusi yang semakin meningkat.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri
Advertisement