Kredit Foto: Nadia Khadijah Putri
Sebanyak 16 proyek kerja sama tersebut akan mulai diimplementasikan pada tahun 2026 dan mencakup sejumlah sektor prioritas nasional, yakni ekspor baja, nikel, dan komoditas industri, pengolahan pangan dan kelautan, industri perikanan terpadu, pengembangan energi matahari dan sistem penyimpanan energi, batubara dan rantai pasok bahan baku industri, riset dan kolaborasi kecerdasan buatan Indonesia–Tiongkok, teknologi baru dan peralatan industri, serta pengembangan kawasan industri dan rantai pasok energi baru.
Nilai investasi Rp36,4 triliun tersebut merepresentasikan 24,3% dari total komitmen investasi US$10 miliar yang disampaikan Pemerintah Kota Fuzhou saat menerima kunjungan Kemenko Perekonomian pada Agustus 2025 lalu.
“Kita membutuhkan lebih banyak proyek di sektor industri baja, manufaktur, perikanan, tekstil, pertanian, seperti teh, furnitur, teknologi baru seperti drone, baterai EP, termasuk infrastruktur dan AI itu sendiri. Sektor seperti ini prospektif bagi Indonesia, dan Pemerintah Indonesia berharap dengan penandatanganan nota kesepahaman hari ini, kolaborasi antara Tiongkok dan Indonesia semakin erat,” pungkas Menko Airlangga.
Usai menutup kegiatan, Menko Airlangga melanjutkan untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Executive Vice Governor of Fujian Provincial People's Government Guo Ningning.
Sejumlah poin penting disampaikan oleh Menko Airlangga mulai dari apresiasi atas komitmen investasi yang telah disepakati, peluang pengembangan kawasan industri yang lebih berkualitas, urgensi investasi dalam menciptakan lapangan kerja yang sangat dibutuhkan, mendorong kegiatan terkait perikanan, peluang perluasan penerbangan untuk mendukung pariwisata, hingga kerja sama di bidang pendidikan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement