Gedung Singa Surabaya, Saksi 120 Tahun Perjalanan Asuransi di Indonesia
Kredit Foto: Istimewa
Di tengah kawasan bersejarah Jembatan Merah, Surabaya, berdiri megah sebuah bangunan klasik berarsitektur kolonial yang tetap kokoh meski telah berusia lebih dari satu abad.
Masyarakat menyebutnya Gedung Singa, merujuk pada dua patung singa yang menghiasi pintu utamanya.
Gedung ini bukan hanya ikon arsitektur, tetapi juga saksi perjalanan awal perkembangan industri asuransi di Indonesia sejak tahun 1901.
Sebagai holding industri keuangan negara, Indonesia Financial Group (IFG) di bawah naungan Danantara Indonesia mendorong seluruh anggota holding untuk mengoptimalkan aset strategis, termasuk aset historis agar tidak hanya produktif secara bisnis, tetapi juga mampu menghadirkan nuansa pelayanan baru kepada masyarakat.
Gedung Singa yang saat ini dikelolah oleh anggota holding IFG Life menjadi salah satu contoh nyata bagaimana warisan masa lalu dapat hidup kembali dalam konteks modern.
Awal Mula Asuransi di Nusantara
Berdasarkan literatur “Alweer een sieraad voor de stad: Het werk van Ed. Cuypers en Hulswit-Fermont in Nederlands-Indië 1897–1927” karya sejarawan Obbe Norburis, gedung ini dibangun pada tahun 1901 dengan nama Algemeene Maatschappij van Levensverzekering en Lijfrente, yaitu perusahaan asuransi jiwa dan tunjangan hidup milik Belanda. Ini menandakan bahwa Gedung ini menjadi salah satu sejarah perjalanan industri asuransi di Indonesia
Arsitektur awalnya dirancang oleh Marius J. Hulswit, namun proposalnya ditolak dan proyek kemudian dipercayakan kepada Hendrik Petrus Berlage, arsitek kelas dunia yang dikenal sebagai bapak arsitektur modern. Sentuhan Berlage menghadirkan bangunan yang fungsional, tegas, dan monumental, mewakili keyakinan bahwa perlindungan finansial adalah bagian dari stabilitas kehidupan.
Mozaik Seni yang Menyimpan Cerita Peradaban
Di fasade gedung terdapat mosaik porselen karya Jan Toorop, pelukis berdarah Jawa, Cina, India, dan Eropa kelahiran Purworejo. Karya tersebut menggambarkan sosok pelindung yang duduk di tengah, dengan tangan yang membentang ke arah seorang wanita Eropa di sebelah kiri, serta ke arah seorang wanita Jawa di sebelah kanan; masing-masing menggendong anak sebagai perumpamaan perlindungan yang ditawarkan perusahaan asuransi.
Menurut sejarawan Kuncarsono Prasetyo dari Begandring Soerabaia, mosaik ini mencerminkan representasi lintas peradaban dalam industri perlindungan finansial. Dari Mesir kuno hingga Eropa dan Nusantara, konsep “perlindungan” telah lama menjadi bagian dari peradaban manusia, yang kini diteruskan melalui modernisasi asuransi di Indonesia.
IFG Dorong Pemanfaatan Aset Bersejarah dalam Pelayanan Publik
Transformasi gedung ini menjadi bagian dari pengelolaan aset IFG merupakan implementasi strategi holding dalam menghadirkan nilai tambah kepada masyarakat melalui pemanfaatan aset bersejarah.
"IFG mendorong seluruh anggota holding untuk tidak hanya mengelola aset secara efektif, tetapi juga menciptakan nilai tambah bagi masyarakat. Gedung Singa Surabaya adalah contoh nyata bagaimana aset bersejarah dapat dihidupkan kembali menjadi simbol pelayanan modern tanpa meninggalkan nilai historisnya." Denny S. Adji, Sekretaris Perusahaan IFG.
Warisan Masa Lalu, Wajah Baru Pelayanan Asuransi
Lebih dari sekadar bangunan tua, Gedung Singa adalah representasi perjalanan perlindungan finansial di Indonesia selama lebih dari satu abad. Bila dahulu menjadi kantor asuransi Belanda, kini keberadaannya tetap relevan sebagai bagian dari ekosistem asuransi nasional yang terus berkembang dalam semangat modernisasi, inklusi, dan keberlanjutan.
IFG Life Membuka Akses Publik terhadap Aset Strategis
Menyambut momentum Bulan Pahlawan, IFG Life menggelar acara bertajuk "Resonance of Light: Honoring the Past, Protecting the Future" di Gedung Singa, Surabaya. Kegiatan ini jadi bagian dari upaya memperkenalkan potensi aset-aset yang dikelola oleh IFG Life.
IFG Life Property Asset Showcase “Resonance of Light: Honoring the Past, Protecting the Future” dilaksanakan pada 20–28 November 2025 di Gedung Singa Surabaya, Jl. Jembatan Merah No. 19–23, Surabaya, gratis dan terbuka untuk umum.
“Melalui IFG Life Property Asset Showcase, kami ingin membuka kesempatan bagi masyarakat serta investor untuk melihat langsung aset-aset properti strategis di sekitar Surabaya dan Jawa Timur yang saat ini sedang kami pasarkan,” ungkap Mufri Dharmawan, Direktur Investasi IFG Life.
Gedung Singa tidak hanya menyimpan sejarah, tetapi juga menghubungkan masa lalu dan masa depan industri asuransi. Kini, di bawah arah transformasi IFG melalui IFG Life, warisan tersebut terus hidup untuk melayani masyarakat dalam wajah yang lebih modern dan bernilai.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ferry Hidayat
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement