Kredit Foto: Nadia Khadijah Putri
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan mesin ekonomi baru yang akan diakselerasi di tahun 2026 untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Salah satunya adalah ekonomi hijau, seperti pembangunan Green Super Grid sepanjang 70.000 km, potensi Carbon Capture and Storage (CCS) Indonesia yang mencapai 600 gigaton, inisiatif Just Energy Transition Partnership (JETP) Indonesia yang dilanjutkan hingga KTT G20 Afrika Selatan, dan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa).
Baca Juga: Jadi Panduan Penting Bisnis, Pelaku Usaha Harus Paham KBLI
Selain itu, Danantara menargetkan 7 proyek waste-to-energy masuk masa konstruksi awal tahun 2026 dengan nilai investasi sekitar Rp2 triliun hingga 3triliun per PLTSa. Indonesia juga menerima komitmen pendanaan melalui AZEC sebesar USD500 juta.
Ini disampaikan Menko Airlangga dalam acara SCTV Indonesia Connect di Jakarta, Rabu (3/12/2025).
Selain itu, Danantara menargetkan 7 proyek waste-to-energy masuk masa konstruksi awal tahun 2026 dengan nilai investasi sekitar Rp2 triliun hingga 3triliun per PLTSa. Indonesia juga menerima komitmen pendanaan melalui AZEC sebesar USD500 juta.
“Mesin ekonomi baru ke depan lainnya adalah dari segi digitalisasi. Business as usual, digitalisasi ini di tahun 2024 USD90 miliar, di tahun 2030 USD360 miliar. Tetapi dengan Digital Economic Framework Agreement maka ini akan meningkat dua kali. ASEAN ekonominya akan meningkat di tahun 2030 dari USD1 triliun menjadi USD2 triliun. Artinya ke Indonesianya 40%, USD800 billion akan bisa mengerakkan perekonomian secara eksponensial,” ujar Menko Airlangga, dikutip dari siaran pers Kemenko Perekonomian, Senin (8/12).
Selain itu, Menko Airlangga mengatakan bawa dengan pemanfaatan sektor keuangan digital Indonesia melalui QRIS, yang telah menjangkau 57 juta konsumen dan 39 juta pelaku usaha termasuk warung kecil dan UMKM serta sudah digunakan di beberapa negara, diharapkan akan menjadikan rupiah “Go Global”.
“Dan tentu dengan adanya digitalisasi yang paling penting adalah human resource development atau talenta digital. Kita butuh talenta digital 12 juta sampai 2030. Ini beberapa kegiatan seperti digital talent scholarship, AI talent factory, kemudian program magang nasional. Salah satunya diharapkan bisa masuk di sini dan tentu digitalisasi ini juga masuk di mainstream media. Dan saya juga berharap lebih banyak lagi perusahaan yang memberikan kesempatan kepada gen Z untuk magang,” tegas Menko Airlangga.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement