Kredit Foto: Unsplash/André François McKenzie
Harga bitcoin bergerak stabil pada pedagangan di Selasa (9/12). Hal itu terjadi setelah akhir pekan yang diwarnai gejolak tajam namun singkat yang menyoroti tipisnya likuiditas menjelang akhir tahun dari 2025.
Dilansir dari Coinmarketcap, harga bitcoin terpantau berada dalam area dari US$94.000. Investor kripto saat ini menunggu arah kebijakan moneter terbaru dari Federal Reserve (The Fed).
Baca Juga: Akuisisi Dua Perusahaan, Robinhood Segera Manjakan Investor Bitcoin di Indonesia
QCP Group baru-baru ini menyebutkan bahwa open interest pada kontrak perpetual bitcoin turun hampir separuh sejak Oktober. Kondisi ini membuat pasar semakin lemah dalam menyerap transaksi bersifat directional sehingga pergerakan harga menjadi lebih rentan terhadap kejutan.
Data Polymarket di sisi lain menunjukkan para trader telah sepenuhnya memasukkan ekspektasi pemangkasan suku bunga dua puluh lima basis poin pekan ini dari The Fed. Peluang terbesar kini mengarah pada jeda pada awal tahun depan menandakan bahwa investor memperkirakan jalur pelonggaran yang dangkal dan bukan siklus pemangkasan agresif.
CEO OKX Singapura, Gracie Lin menyebut kombinasi tersebut membuat bitcoin tetap bergerak dalam kisaran sempit akibat rendahnya aktivitas pasar, sementara potensi lonjakan harga lebih mungkin dipicu oleh perubahan panduan kebijakan bank sentral daripada keputusan suku bunga itu sendiri.
“Pemangkasan suku bunga bank sentral mungkin menjadi tajuk utama, tetapi perubahan yang lebih penting adalah melebarhnya perbedaan sinyal kebijakan antar bank sentral besar,” ujar Gracie Lin.
Lin menambahkan bahwa pembersihan posisi leverage baru-baru ini telah memperbaiki struktur pasar dengan menghilangkan trade yang terlalu padat. Kondisi tersebut memberi ruang bagi harga bitcoin untuk bergerak tanpa tekanan arus paksa.
Baca Juga: Strategy (MSTR) Kembali Serok Bitcoin Sebanyak 10.624 BTC
Perkembangan ini menurutnya juga menjadi panggung bagi pasar yang arah pergerakannya akan sangat ditentukan oleh bagaimana pelaku pasar menafsirkan panduan bank sentral serta perpecahan kebijakan bank sentral global, bukan dari keputusan suku bunga yang sudah banyak diantisipasi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement