Kredit Foto: Istimewa
Selama puluhan tahun merdeka, setiap kebutuhan roda gigi sampai ke proses gear grinding yang halus selalu butuh bantuan dari teknologi negara-negara di Eropa, seperti Jerman. Tetapi sekarang pabrik roda gigi lokal pun sudah berhasil menyaingi kualitas pembuatan roda gigi dari eropa.
Untuk menghasilkan roda gigi berkualitas premium, kuat, presisi, dan tahan lama, dibutuhkan proses manufaktur yang dikendalikan secara ketat sesuai standar ISO. Berikut adalah prinsip utama yang harus diterapkan:
- Menggunakan material berkualitas tinggi yang telah lulus pengujian komposisi kimia, kekerasan, dan kekuatan material sesuai standar, sehingga memastikan konsistensi mutu dan performa optimal dalam setiap penggunaan.
- Menggunakan mesin-mesin yg berkualitas tinggi seperti turning, hobbing, gear generator dan di finishing dengan mesin gear lapping dan gear grinding.
- Untuk mencapai kekerasan dan daya tahan optimal, dilakukan proses penyepuhan seperti carburizing (case hardening), induction hardening, quenching and tempering sesuai dengan standar heat treatment yang berlaku, seperti JIS G 4053, DIN, AGMA dan ASTM.
Kabar gembira datang dari perusahaan manufaktur anak bangsa, PT Seraya Perkasa Mututama. Seraya Gears menjadi pabrik manufaktur dan refurbish gearbox bersertifikat ISO 9001:2015 pertama dan satu-satunya di Indonesia.
Pabrik roda gigi yang terletak di Cikarang Pusat, Indonesia ini memiliki mesin dengan kapasitas sampai dengan diameter 5,5 meter, dilengkapi dengan mesin gear grinding. Tidak sampai disitu, pabrik roda gigi dengan 100 persen produk Indonesia ini juga mampu memproduksi double helical gear dan spiral bevel.
"Finishing yang akurat untuk menghasilkan permukaan yang halus dan kualitas gear yang tinggi, di gunakan proses Gear Grinding. Sekarang pabrik roda gigi dalam negeri sudah berhasil melakukannya." ungkap Suwandi, pendiri Seraya Gears.
PT Pertamina (Industri minyak), PT Badak NGL (Industri gas), PT Pusri (Industri pupuk), PT Indocement (Industri Semen), RAPP (Industri pulp & paper) dan pabrik-pabrik raksasa lainnya telah menjadi saksi kualitas pabrik manufaktur anak bangsa ini.
Menerapkan sistem TQC (Total Quality Control) secara menyeluruh pada setiap tahap produksi. Pemeriksaan dilakukan terhadap dimensi, backlash, runout, kekerasan material, serta akurasi gigi menggunakan alat ukur yang terkalibrasi. Sistem kontrol ini menjamin agar setiap produk yang dikirim benar-benar sudah memenuhi permintaan dan kebutuhan pelanggan.
“Hasilnya: Produk yg berkualitas untuk menjaga produktivitas tanpa henti.” ucap Mario Shandi, Direktur Utama PT Seraya Perkasa Mututama.
Roda gigi kualitas rendah vs kualitas tinggi
Roda gigi berkualitas rendah memang tampak murah, tapi kerugiannya tersembunyi, seperti gunung es yang siap menghancurkan kapal yg besar. Ibarat gunung es, yang terlihat di permukaan hanyalah 10% dari masalah sebenarnya.
Yang terlihat adalah masalah kecil di permukaan seperti: Noise atau suara gearbox sedikit kasar, vibrasi atau getaran agak tinggi dan banyak orang menganggap ini biasa, padahal yang tersembunyi di bawah permukaan yang tidak kelihatan adalah 90% kerusakan besar seperti:
- Pemakaian material tidak standar yang membuat gear cepat aus atau rusak.
- Hardness (kekerasan) dan case depth (kedalaman) penyepuhan yg tidak memenuhi standar.
- Backlash, run-out, gear contact dan kehalusan permukaan yg tidak sesuai standar.
- Risiko gearbox mati mendadak karena gearnya rusak atau patah yg berdampak pada berhentinya produksi.
Dan ketika “gunung es” itu akhirnya muncul ke permukaan, biasanya sudah terlambat. Mesin berhenti, produksi terhenti, biaya perbaikan membengkak.
Dengan roda gigi kualitas tinggi:
- Tenaga tersalur maksimal.
- Noise dan vibrasi gearbox normal.
- Umur pakai lebih panjang.
- Risiko downtime hampir nol.
- Produksi tetap stabil dan efisien.
Roda gigi kualitas rendah memang kelihatannya murah dan menghemat di awal, tapi bisa menimbulkan kerugian yang tak terduga, seperti gunung es yang kelihatannya kecil di permukaan tapi bisa menenggelamkan kapal yang besar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement