Bukan Sekadar Adu Gengsi, Street Wars One Decade Prostreet Jadi Mesin Baru Ekonomi Kreatif Otomotif Nasional
Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Gelaran Street War One Decade Prostreet tak hanya menjadi ajang kompetisi otomotif, tetapi juga mulai menunjukkan peran strategisnya dalam mendorong pertumbuhan industri dan ekonomi kreatif otomotif nasional.
Event yang digelar di Lanud Husein Sastranegara, Bandung, Sabtu (14/12/2025) ini menghadirkan ekosistem baru yang mempertemukan komunitas, pelaku industri, hingga UMKM dalam satu ruang kolaboratif.
Owner Prostreet Indonesia, Fredy Hadiono, menegaskan sejak awal Street Wars memang dirancang sebagai platform netral yang membuka peluang ekonomi bagi seluruh pelaku industri otomotif kreatif, tanpa membatasi genre motor maupun aliran komunitas.
“Basis komunitas kami lintas genre, dari matic sampai 1000 cc. Event ini kami buka untuk semua, sehingga ekosistem industrinya juga bisa tumbuh bersama,” ujar Fredy.
Antusiasme tinggi sejak pagi hari menjadi indikator kuat bahwa Street Wars bukan sekadar event hiburan, melainkan memiliki daya tarik ekonomi yang nyata. Ribuan pengunjung dan ratusan peserta menciptakan perputaran aktivitas yang melibatkan berbagai sektor, mulai dari modifikasi, apparel, hingga jasa kreatif otomotif.
Fredy menyebut Street Wars akan dikembangkan sebagai agenda tahunan dengan konsep yang semakin komprehensif, termasuk exhibition booth, tenant apparel, dan ruang khusus bagi UMKM otomotif.
Event ini juga dirancang bersifat netral dan inklusif, sehingga seluruh brand lokal, kreator, dan UMKM dapat terlibat tanpa sekat afiliasi.
“Ke depan bukan hanya kompetisi. Kami ingin ada exhibition, booth apparel, dan bazar. Ini hajatannya anak motor Bandung, tapi dampaknya untuk industri otomotif Indonesia,” katanya.
CEO Street Wars, Widi Islamic Akbar, mengungkapkan kehadiran peserta dari berbagai daerah seperti Jakarta, Bogor, Bali, hingga Jawa Tengah memperlihatkan besarnya potensi Street Wars sebagai penggerak industri kreatif otomotif lintas daerah.
"Ternyata pesertanya bukan hanya dari Bandung. Banyak yang datang dari luar kota bahkan luar pulau. Ini menunjukkan ekosistem otomotif kreatif kita sangat hidup,” ujar Widi.
Fenomena peserta yang datang mendadak, bahkan menyelesaikan modifikasi hingga dini hari, menjadi gambaran nyata dinamika industri kreatif otomotif yang bergerak cepat dan adaptif.
“Ada yang modifikasi sampai subuh, langsung daftar dan display. Ini bukan sekadar lomba, tapi juga ajang unjuk karya,” ujarnya.
Dari data jumlah peserta yang mengikuti Street War One Decade Prostreet Vol. 1 mencatat sebanyak 300–400 motor di kategori kontes modifikasi, 40 peserta freestyle, dan 500 peserta dragbike yang melampaui ekspektasi panitia.
Angka tersebut dinilai sebagai sinyal kuat besarnya pasar industri otomotif kreatif, khususnya di segmen modifikasi, motorsport, dan lifestyle komunitas.
Ke depan, Street Wars akan memperkuat kolaborasi dengan Ikatan Motor Indonesia (IMI) untuk memastikan kompetisi berjalan profesional dan berstandar keselamatan, sekaligus meningkatkan kepercayaan industri.
“Kolaborasi dengan IMI penting supaya industri ini tumbuh sehat. Kompetisi harus aman, profesional, dan bisa melahirkan prestasi,” kata Widi.
Mengusung konsep lintas komunitas dan fokus pada kolaborasi, Street Wars diproyeksikan menjadi platform berkelanjutan bagi industri otomotif kreatif Indonesia, mulai dari talenta modifikator, rider, hingga pelaku UMKM.
“Kami ingin Street Wars menjadi kebiasaan baru. Setiap tahun ada pertemuan besar yang menyatukan kompetisi, industri, dan komunitas dalam satu ekosistem,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement