Kredit Foto: Kemenperin
“Peserta kami ajak memahami pemilihan jenis daun, karakter kain, proses mordanting, penyusunan motif hingga teknik pengukusan yang tepat agar menghasilkan pola yang alami, estetis, dan tahan lama. Ini mencerminkan komitmen BPIFK terhadap praktik produksi yang berkelanjutan,” terangnya.
Dickie juga mengemukakan, BPIFK ingin menumbuhkan karya generasi muda yang tidak hanya unggul secara estetika, tetapi juga relevan dengan kebutuhan pasar dan mendukung prinsip keberlanjutan industri.
Sementara itu, workshop “Design Thinking Fundamentals” membekali peserta dengan pendekatan kreatif human-centered design melalui tahapan empathize, define, ideate, prototype, dan test. Pendekatan ini dirancang agar peserta mampu menghasilkan solusi inovatif yang berakar pada kebutuhan manusia dan konteks sosial.
“Kami berharap workshop ini dapat meningkatkan kreativitas, inovasi, dan kemampuan berwirausaha peserta, terutama mahasiswa dan pelaku IKM. Harapannya, semakin banyak lahir wirausaha baru di bidang fesyen dan kriya yang mengusung nilai keberlanjutan dan mampu memperkuat ekosistem industri kreatif di Bali,” tutup Dickie.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement