Kredit Foto: Reuters/Tyrone Siu
Bursa Asia ditutup melemah pada perdagangan di Senin (15/12). Investor masih khawatir soal bubble sektor teknologi hingga kondisi perekonomian dari China.
Dilansir Selasa (16/12), berikut ini adalah catatan pergerakan sejumlah indeks utama dari Bursa Asia. Bursa China menjadi sosortan dalam perdagangan kali ini:
- Hang Seng (Hong Kong): Turun 1,34% ke 25.628,88
- CSI 300 (China): Turun 0,63% ke 4.552,06
- Shanghai Composite (China): Turun 0,55% ke 3.867,92
- Nikkei 225 (Jepang): Turun 1,31% ke 50.168,11
- Topix (Jepang): Naik 0,22% ke 3.431,47
- Kospi (Korea Selatan): Turun 1,84% ke 4.090,59
- Kosdaq (Korea Selatan): Naik 0,16% keĀ 938,83
Sebagian besar pasar saham melemah tertekan oleh penurunan tajam saham teknologi setelah panduan kinerja yang lemah dari sejumlah perusahaan terkait akal imitasi memicu kekhawatiran investor terhadap valuasi sektor kecerdasan buatan yang dinilai semakin mahal.
Broadcom dan Oracle menjadi sorotan utama pasar usai laporan mengecewakan mereka di Amerika Serikat (AS). Hal tersebut mendorong investor untuk meninjau kembali optimisme terhadap reli saham teknologi yang sebelumnya ditopang oleh lonjakan investasi dan ekspektasi pertumbuhan dari akal imitasi.
Dari China, serangkaian data ekonomi yang lemah ditambah kekhawatiran berlanjut terkait krisis sektor properti, membuat pelaku pasar tetap berhati-hati.Pasar saham masih berada di bawah tekanan seiring kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi, terutama setelah sejumlah indikator ekonomi menunjukkan kinerja yang mengecewakan di November.
Produksi industri dan penjualan ritel negara tersebut tercatat tumbuh lebih rendah dari perkiraan di Oktober. Sementara investasi aset tetap menyusut dengan laju yang lebih besar dari estimasi. Data tersebut menambah keraguan terhadap prospek pertumbuhan ekonomi sekaligus meningkatkan tekanan bagi pemerintah untuk menggulirkan stimulus tambahan.
Kekhawatiran terhadap krisis utang dalam sektor properti juga kembali mencuat setelah adanya kontroversi dari Pengembang Milik Negara, China Vanke Co Ltd. Perusahaan tersebut gagal memperoleh persetujuan pemegang obligasi untuk menunda pembayaran obligasi domestik yang jatuh tempo pada 15 Desember.
Baca Juga: Perdagangan Saham di Indonesia Masuk Babak Baru Melalui Non-Cancellation Period
Adapun Jepang, sebuah survei menunjukkan belanja modal dalam kalangan produsen besar masih tetap kuat. Perhatian investor pekan ini juga tertuju pada pertemuan Bank of Japan (BoJ). Ia dinilai dapat memberikan sinyal arah kebijakan moneter ke depan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement