Kredit Foto: Antara/Putu Indah Savitri
Dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada perdagangan di Rabu (17/12). Investor tengah menantikan sejumlah keputusan kebijakan bank sentral utama dunia serta mencermati pernyataan pejabatmengenai arah suku bunga, khususnya dari Federal Reserve (The Fed).
Dilansir dari Reuters, Kamis (18/12), Indeks Dolar (DXY) yang mengukur kinerja mata uang tersebut terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,16% ke 98,37. Meski demikian, posisi tersebut masih tidak jauh dari level terendah sejak awal Oktober.
Baca Juga: Exodus Garap Market Stablecoin Lewat 'Dolar Digital'
Penguatan dolar terjadi di tengah perbedaan pandangan dalam internal dari The Fed. Gubernur Federal Reserve, Christopher Waller menyatakan bank sentral masih memiliki ruang untuk memangkas suku bunga, seiring melemahnya kondisi pasar tenaga kerja.
Pandangan tersebut berlawanan dengan pernyataan dari Presiden Federal Reserve Bank of Atlanta, Raphael Bostic. Bostic menilai keputusan bank sentral memangkas suku bunga pekan lalu tidak diperlukan dan memperkirakan tidak akan ada penurunan suku bunga lanjutan pada 2026.
Ia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi akan pulih ke kisaran 2,5%. Sementara tekanan inflasi tetap tinggi.
“Kami melihat dolar melemah setelah rilis data ketenagakerjaan kemarin, tetapi pergerakan tersebut berbalik cukup cepat karena pasar tampaknya meragukan kemungkinan pemangkasan suku bunga bank sentral pada Januari,” ujar Ahli Strategi Valuta Asing UBS, Vassili Serebriakov.
Selain mencermati kebijakan bank sentral, pelaku pasar juga menunggu serangkaian keputusan kebijakan moneter dari bank sentral global yang dijadwalkan pekan ini, termasuk Bank of England, Bank Sentral Eropa (ECB) dan Bank of Japan.
Baca Juga: Toshiba Luncurkan Japandi Series, Jawab Kebutuhan Estetika Hunian Elegan Minimalis yang Timeless
“Saya menilai dari seluruh pertemuan bank sentral yang akan datang, bank sentral euro kemungkinan tidak akan memberikan dampak besar. Sementara Bank of Japan justru menjadi yang paling penting dan penuh ketidakpastian,” kata Serebriakov.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement