Yen Jepang Disebut Berisiko Terus Melemah, Kenaikan Imbal Hasil Obligasi Mengancam Ekonomi
Kredit Foto: Reuters/Kim Kyung-Hoon
Jepang berisiko menghadapi pelemahan lanjutan nilai tukar yen dan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah yang berkelanjutan, didorong oleh kekhawatiran pasar terhadap kebijakan fiskal pemerintah yang semakin ekspansif.
Mantan Pembuat Kebijakan Bank of Japan (BOJ), Seiji Adachi, mengatakan pelemahan yen saat ini lebih disebabkan oleh keraguan investor terhadap kemampuan Jepang menjaga stabilitas fiskalnya, bukan oleh kebijakan moneter bank sentral.
Baca Juga: GAC Jajal Masuk Pasar Otomotif Jepang yang Dikenal Paling Kompetitif di Dunia, Mampu?
“Yen melemah meskipun selisih suku bunga menyempit, yang berarti hal ini tidak banyak berkaitan dengan kebijakan dari BOJ,” kata Adachi dilansir dari Reuters, Rabu (24/12).
“Saya pikir investor mulai menuntut premi risiko fiskal yang lebih tinggi untuk Jepang,” ujarnya.
Menurut Adachi, meningkatnya kekhawatiran tersebut tercermin dari kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah (Japanese Government Bonds) dalam beberapa waktu terakhir. Ia memperkirakan bank sentral pada akhirnya dapat menaikkan suku bunga acuan hingga sekitar 1,5%.
Siklus kenaikan suku bunga tersebut, akan meningkatkan biaya pendanaan utang publik yang sangat besar, yang diperkirakan akan terus membengkak seiring kebijakan fiskal ekspansif pemerintahan Perdana Menteri Sanae Takaichi.
Jika aksi jual di pasar obligasi berlanjut, bank sentral mungkin terpaksa meninjau ulang rencana pengurangan pembelian obligasi atau merancang kerangka kerja untuk menyelamatkan bank-bank kecil yang terpukul oleh kerugian besar atas kepemilikan obligasi mereka.
“Sulit menghapus keraguan pasar terhadap kondisi keuangan setelah pemerintah dengan kuat melabeli kebijakannya sebagai fiskal proaktif,” kata Adachi.
Baca Juga: Yen Menguat Lawan Dolar, Jepang Soal Pergerakan Valuta Asing
“Kenaikan imbal hasil obligasi akan menjadi risiko terbesar bagi perekonomian tahun depan," tuturnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement