Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Didukung Bappenas, PT Perkebunan Kandangan Madiun PSN Siapkan Hilirisasi Susu Terpadu

Didukung Bappenas, PT Perkebunan Kandangan Madiun PSN Siapkan Hilirisasi Susu Terpadu Kredit Foto: PT Perkebunan Kandangan Madiun
Warta Ekonomi, Madiun -

PT Perkebunan Kandangan Madiun sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) terus menyempurnakan persiapan untuk mewujudkan hilirisasi susu di tingkat nasional. 

Salah satu upaya strategisnya adalah menyelenggarakan pertemuan virtual melalui platform daring (zoom meeting) dengan Kementerian PPN/Bappenas, yang secara aktif mendorong pengembangan hilirisasi susu sebagai wujud strategi nasional dalam meningkatkan produksi dan asupan gizi masyarakat.

Dalam pertemuan daring bersama Bappenas yang dilaksanakan pada Rabu (17/12) silam, Direktur PT Perkebunan Kandangan Madiun PSN, Roberto Hendrikson, menyampaikan pembahasan mengenai dukungan yang diperlukan bagi usulan PSN dalam rangka program peningkatan produksi susu.

"Di pertemuan daring itu, saya menyampaikan beberapa hal tentang kesiapan dukungan PT Perkebunan Kandangan Madiun PSN terhadap program peningkatan produksi susu. Di antaranya kesanggupan penyediaan susu yang diproduksi dari sapi perah unggulan jenis F1 yang kami impor dari Amerika Serikat," ujar Roberto, Selasa (23/12).        

Lebih lanjut Roberto menyampaikan dalam pelaksanannya kawasan Madiun disiapkan menjadi pusat produksi susu berbasis sapi perah unggulan jenis F1 yang dikembangkan secara terintegrasi dari hulu hingga hilir. Kawasan tersebut dirancang sebagai model peternakan sapi perah modern terbesar di Indonesia.

“Pengembangan dilakukan mulai dari budidaya sapi perah hingga pengolahan susu dalam satu kawasan terpadu,” kata Roberto.

Pada tahap awal, perusahaan akan mengimpor sapi perah F1 dari Amerika Serikat. Sapi jenis ini dikenal memiliki produktivitas tinggi dengan produksi susu mencapai 45-55 liter per sekali perah, jauh di atas rata-rata sapi lokal yang hanya sekitar 18 liter.

Dengan masa laktasi sekitar 280-300 hari, Roberto menilai sapi F1 mampu menopang kebutuhan susu berskala besar dan berkelanjutan, termasuk untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang memerlukan pasokan susu stabil.

Baca Juga: Atasi Kendala Distribusi, Susu UHT Kemasan Aseptik Dinilai Solusi Paling Efektif bagi Program MBG

Roberto mengakui tantangan utama pada sisi hulu adalah ketersediaan pakan berkualitas, terutama jagung dan hijauan. Untuk itu, perusahaan menyiapkan skema kemitraan dengan petani lokal guna menjamin suplai pakan.

“Kami ingin petani lokal terlibat langsung. Mereka memasok jagung untuk pakan sapi. Peternakan berjalan, pertanian juga ikut berkembang,” ujarnya.

Saat ini, sebagian besar kebutuhan susu nasional masih dipenuhi dari impor, sehingga industri pengolahan susu dalam negeri belum berkembang optimal. Melalui proyek strategis nasional (PSN) ini, PT Perkebunan Kandangan Madiun menargetkan hilirisasi penuh, mulai dari produksi, pengolahan, hingga distribusi susu dalam satu kawasan.

“Selama ini susu diimpor dulu baru diolah di Indonesia. Dengan model ini, seluruh proses dilakukan di dalam negeri dan langsung disalurkan untuk MBG maupun pasar bebas,” tegas Roberto.

Perusahaan menargetkan kepemilikan 20.000 ekor sapi perah F1 pada 2026. Pengiriman dilakukan secara bertahap, masing-masing sebanyak 5.000 ekor. Seluruh fasilitas peternakan dirancang mengikuti standar internasional, termasuk pengaturan sirkulasi udara, suhu ideal, serta ketersediaan air bersih.

Roberto optimistis proyek ini akan memperkuat kemandirian susu nasional sekaligus sejalan dengan visi Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, yang menargetkan Jawa Timur sebagai pemasok susu nasional.

Gubernur Khofifah sebelumnya menyatakan optimistis Jawa Timur mampu meningkatkan produksi susu nasional dan mengurangi ketergantungan impor. Menurutnya, penggunaan bibit sapi perah dengan genetik unggul mampu meningkatkan produksi harian secara signifikan.

“Dengan bibit sapi perah yang memiliki genetik unggul, produksi yang sebelumnya 12–15 liter bisa meningkat menjadi 20-25 liter per hari. Harapannya, impor susu yang saat ini masih sekitar 65 persen bisa dikurangi,” ujar Khofifah.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) RI tahun 2025, Jawa Timur memproduksi susu segar sebesar 468.712 ton per tahun atau berkontribusi sekitar 58 persen terhadap total produksi nasional yang mencapai 808.352 ton per tahun.

Selain memenuhi kebutuhan dalam negeri, Khofifah menyebut potensi ekspor susu dan olahannya juga terbuka, khususnya produk keju berbahan susu organik untuk pasar Eropa.

Dengan dukungan Bappenas serta keterlibatan sektor hulu dan hilir, PT Perkebunan Kandangan Madiun PSN diharapkan menjadi salah satu motor penggerak utama hilirisasi susu nasional berbasis di Jawa Timur.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: