Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Penjualan Semen Tiga Roda Turun Hingga 7 Persen

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta-Penjualan semen merek Tiga Roda periode Januari-Juni atau semester pertama 2015 secara keseluruhan turun sekitar 6-7 persen dari periode sebelumnya.

Corporate Social Responsibility dan Security Manager at PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Heidelberg Cement Group Sahat Panggabean di Kotabaru, Sabtu mengatakan, turunya penjualan disebabkan beberapa faktor.

"Di antaranya, konsumsi semen pasar turun dibandingkan tahun sebelumnya, adanya kebijakan pemerintah untuk menurunkan harga semen, dan masih belum dimulainya kegiatan pembangunan infrastruktur pemerintah," jelasnya.

Tetapi mulai Juli ini atau selesai lebaran, lanjut dia, konsumsi semen diprediksi mulai terlihat tren naik atau pulih seperti periode sebelumnya.

Dia berharap kenaikannya bisa menutupi penurunan konsumsi semen pada semester pertama.

Menurut Sahat, kondisi seperti itu biasa terjadi hampir setiap tahun pada semester pertama. Sehingga manajemen menganggap hal itu sudah lazim terjadi.

Sahat optimistis, hingga akhir Desember atau semester kedua target penjualan semen bisa terealisasi.

"Meski target penjualan dapat direalisasikan, namun keuntungan ada kemungkinan tidak sebesar dari tahun sebelumnya. Karena ada kebijakan penjualan menyesuaikan harga semen di pasar," ujar dia.

General Operational Indocement Tunggal Prakarsa Tarjun, Achmadi, menambahkan, penurunan penjualan juga disebabkan adanya pendatang baru industri semen.

"Pendatang baru menerapkan kebijakan harga semen lebih rendah dari Tiga Roda, sehingga manajemen Indocement juga menyesuaikan dengan harga sekitar Rp45.000 per zak," tuturnya.

Achmadi menambahkan, saat ini masyarakat atau konsumen mulai pintar, mereka membeli semen melihat kualitas bukan hanya terpaku pada harga.

Sebelumnya, Achmadi menduga salah satu penyebab lesunya pasar juga karena ketidakpastian politik, selama tahun pemilu yang menyebabkan penundaan dari proyek-proyek berskala besar.

Menurut informasi, pemerintah pusat berencana membangun banyak pelabuhan, dan infrastruktur, namun sampai saat ini masih banyak yang ditunda dan belum direalisasikan.

Begitu juga dengan pemerintah daerah merencanakan meningkatkan pembangunan infrastruktur, namun hingga saat ini rencana tersebut belum mempengaruhi pasar semen yang membaik.

Ahmadi mengaku, akibat lesunya pasar semen, Indocement Tarjun kuartal pertama "kehilangan" omzet sekitar 150 ribu ton dalam tiga bulan terakhir.

Dalam kondisi normal, Indocement Tarjun mengapalkan 4-5 unit kapal memgangkut semen, tetapi tigabulan terakhir rata-rata satu kapal semen yang dikapalkan.

Padahal, lanjut dia, Indocement Tarjun merupakan industri semen yang mencukupi kebutuhan akan semen di wilayah Indonesia bagian timur.

Di masa-masa mendatang perseroan terus berupaya melakukan efesiensi, terutama untuk sektor-sektor tertentu, mengingat tidak adanya subsidi listrik, BBM, dan melemahnya nilai rupiah terhadap dolar.

"Efesiensi juga sangat diperlukan, untuk menyesuaikan harga semen di pasaran yang turun kisaran Rp3.000 per zak," terangnya.

Kebijakan menurunkan harga semen tersebut merupakan salah satu upaya perseroan menyesuaikan dengan harga semen produksi BUMN yang diminta pemerintah untuk mengurangi harga yang juga sekitar Rp3.000 per zak.

Ahmadi menjamin, meski perseroan memutuskan untuk menurunkan harga, kualitas dan kuantitas semen merk Tiga Roda tetap tidak ada perubahan atau tidak akan dikurangi dari semula. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Annisa Nurfitri

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: