WE Online, Jakarta - Pada hakikatnya investasi ditujukan untuk memperoleh manfaat atau keuntungan di masa depan, sehingga banyak orang merasa belum membutuhkannya sekarang. Memang, mungkin sekarang kebutuhan di masa usia produktif dapat tercukupi melalui sumber penghasilan, dan Anda cenderung santai dan belum memikirkan masa tua nanti.
Namun ingat, penyesalan kerap datang terlambat. Untuk dapat hidup nyaman di masa tua atau ketika sudah tidak produktif bekerja lagi, Anda memerlukan perencanaan keuangan yang harus dimulai dari sekarang. Dengan kebutuhan hidup yang cenderung meningkat ditambah lagi dengan peningkatan inflasi di masa mendatang, berinvestasi secara regular akan memberikan manfaat yang lebih besar dengan jumlah uang yang sama dibandingkan dengan sekedar menabung. Maka penting bagi Anda untuk mulai melakukan perencanaan dan berinvestasi sedini mungkin untuk kenyamanan hidup Anda di masa yang akan datang.
Jadi, kapan sebaiknya kita mulai berinvestasi? Rian Kaslan, EVP, Head of Wealth Management and Business Strategy Commonwealth Bank dan penggiat gerakan literasi keuangan perempuan Indonesia, WISE (Women Investment Series), menjawab pertanyaan ini.
"Pada dasarnya siapapun yang sudah memiliki sumber penghasilan sangat dianjurkan untuk mulai berinvestasi," ujarnya.
"Jumlah yang dianjurkan, umumnya 15% dari pendapatan per bulan dialokasikan untuk tabungan dan investasi," pungkasnya.
Pada praktiknya, besar pendapatan yang disisihkan untuk investasi bisa bervariasi dan disesuaikan dengan kemampuan dan tujuan berinvestasi. Rian Kaslan menyarankan,"Sebaiknya tentukan tujuan investasi Anda terlebih dulu, dari sana Anda dapat mulai melakukan perencanaan dan menentukan jumlah uang yang disisihkan secara rutin untuk investasi," sarannya.
Bagi Anda yang masih awam tentang produk investasi, banyak sumber informasi yang tersedia dan dapat diakses langsung, baik secara tertulis, melalui website, brosur, atau dengan berkonsultasi langsung dengan lembaga penyedia layanan keuangan. Dari semua jenis produk investasi yang ada di pasar saat ini, semuanya memiliki risiko, besar-kecilnya risiko investasi dipengaruhi oleh banyak faktor.
"Cari informasi sebanyak-banyaknya. Teliti terlebih dahulu manfaat dan risikonya sebelum Anda memutuskan produk investasi, dan apakah produk tersebut sesuai dengan tujuan investasi Anda," pesan Rian Kaslan.
Akses paling mudah kepada produk investasi adalah melalui bank karena sebagian besar orang sudah memiliki akun di satu atau beberapa bank. Adapun produk investasi yang disalurkan melalui bank umumnya meliputi reksa dana, tresuri, dan bancassurance, berikut penjelasannya:
Reksa dana merupakan wadah dan pola pengelolaan dana atau modal bagi sekumpulan investor untuk berinvestasi dalam instrumen-instrumen investasi yang tersedia di Pasar. Anda dapat berinvestasi di produk reksa dana dengan cara membeli unit penyertaan reksa dana. Dana Anda akan dikelola oleh Manajer Investasi (MI) dalam portofolio investasi, yang dapat berupa saham, obligasi, pasar uang, atau produk efek lainnya.
Tresuri yang umumnya ditawarkan berupa layanan transaksi penempatan dan peminjaman dana melalui pasar uang yang dilakukan antarbank dimana hasil investasi diperoleh dari perdagangan atau investasi pada produk obligasi/sukuk pemerintah, obligasi korporasi, dan surat berharga lainnya.
Bancassurance, singkatnya adalah produk asuransi yang disalurkan oleh bank. Bancassurance merupakan bentuk kerja sama antara bank dan perusahaan asuransi, di sini bank berlaku sebagai agen penyalur untuk memasarkan produk asuransi. Produk yang ditawarkan berupa produk perlindungan sekaligus investasi untuk memenuhi kebutuhan finansial jangka panjang nasabah.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Achmad Fauzi
Editor: Achmad Fauzi
Tag Terkait:
Advertisement