WE Online, Jakarta - Pemerintah menyiapkan tujuh sektor terfokus untuk persiapan dan studi kelayakan proyek-proyek infrastruktur 2016, yang mulai dikerjakan di pertengahan 2015, kata Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tingg Muhammad Nasir.
Nasir mengatakan di Jakarta, Rabu (30/9/2015), tujuh sektor tersebut ditetapkan kementeriannya dan Badan Pengkajian Penerapan Teknologi, untuk membantu Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan kementerian teknis infrastruktur dalam mempercepat studi kelayakan proyek infrastruktur 2016.
Adapun tujuh sektor studi kelayakan itu adalah energi terbarukan, pertahanan dan keamanan, transportasi, teknologi informasi, pertanian, kesehatan, dan teknologi mutakhir (advanced material).
"Studi kelayakan proyek-proyek infrastruktur nanti akan kami sesuaikan dengan keahlian masing-masing universitas, dan juga pihak dari BPPT," tutur Nasir.
Misalnya, untuk studi kelayakan proyek sektor pangan yakni pembangunan bendungan BBPT akan bekerja sama dengan tim teknik sipil dari Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada dan Institut Teknologi 10 Nopember (ITS) Surabaya.
Kemudian, studi sektor transportasi, misalnya, transportasi maritim akan dilakukan oleh tim dari Universitas Dipenogoro, Universitas Hasanuddin, dan ITB.
"Untuk studi kelayakan proyek infrastruktur udara lainnya akan kerja sama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasiona (Lapan) dan PT Dirgantara Indonesia, untuk sektor laut akan menggandeng ITS, Undip, dan Unhas," jelasnya.
Tanpa menyebut secara rinci, Nasir mengutarakan studi kelayakan proyek transportasi seperti pembangunan pelabuhan dan bandara sudah berjalan dan bisa segera rampung. Bendungan Siap Lelang Sedangkan untuk proyek di sektor pangan, beberapa studi kelayakan bendungan dinyatakan sudah selesai.
Dari data hingga akhir Agustus 2015, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menyebutkan delapan proyek bendungan senilai Rp8,4 triliun siap dilelang pada Oktober 2015. Delapan bendungan yang akan dibangun pemerintah pada tahun depan itu adalah Ciawi senilai Rp1,69 triliun dan Sukamahi Rp1,1 triliun di Jawa Barat, serta Kolhua Rp569 miliar di Kupang, NTT.
Kemudian, bendungan Rukoh Rp553 miliar di Pidie, NAD, Kuwil Rp1,5 triliun di Minahasa, Sulawesi Utara, Sukoharjo Rp1 triliun di Pringsewu, Lampung, Sindangheula Rp496 miliar di Banten dan Cipanas Rp2,1 triliun di Jawa Barat.
"Rencana tendernya kalau tidak September, ya Oktober. Studi dan persiapan proyek infrastruktur prioritas 2016 itu sudah rampung," ujar Menteri PU-Pera Basuki Hadimuljono dalam kesempatan sebelumnya.
Percepatan studi kelayakan proyek infrastruktur 2016 ini dilakukan pemerintah agar realisasi pembangunan fisik proyek dapat dimulai sejak awal 2016, tidak lagi tertunda hingga pertengahan tahun seperti yang lazim terjadi. Bappenas bertugas mensupervisi BPPT, Perguruan Tinggi, Kementerian/Lembaga teknis, dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, untuk melakukan studi perencanaan tersebut. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Achmad Fauzi
Tag Terkait:
Advertisement