Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Isu Mafia Petral Bakal Jadi Alat Barter?

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies (IRESS) Marwan Batubara menduga isu dari mafia Petral bisa saja mempunyai kemungkinan menjadi alat barter kekuasaan politik jika memang terbukti benar.

"Kalau memang ada mafia, ya, dibuktikan, dibuka selebar-lebarnya, jangan terkesan memegang 'kartu AS' untuk digunakan dalam kekuasaan politis, karena selama ini menurut saya begitu, banyak kolusi," kata Marwan Batubara di Jakarta, Minggu (15/11/2015).

Dalam diskusi bertajuk "Membongkar Intervensi dalam Tender Petral", Marwan lebih lanjut berpendapat bahwa isu mengenai mafia migas sebenarnya sudah muncul sejak lima tahun yang lalu. Namun, hingga saat ini siapa mafia dan hasilnya tidak pernah terbongkar.

"Ini adalah isu lama dan pada masa lalu, ujung-ujungnya adalah alat tawar-menawar politis karena Migas adalah sektor yang strategis serta menguntungkan," katanya.

Jika melihat sisi lain, kata dia, sebenarnya perusahaan seperti Petral masih dibutuhkan untuk mengelola sektor bisnis perminyakan karena di negara-negara lain juga mempunyai rantai industri yang sama fungsinya seperti Petral.

"Sisi baiknya adalah rantai industri seperti Petral bisa mengelola kurs dolar, tanpa memengaruhi keadaan dolar AS yang ada pada cadangan dalam negeri," katanya.

Menurut dia, sebaiknya dipikirkan alternatif lain sebagai pengganti fungsi berjalannya Petral. "Yang tersangkut KKN, ya, harus dituntaskan. Namun, fungsi dari lembaganya jangan turut dihilangkan," katanya.

Ia juga mempertanyakan kenapa BPK belum melakukan audit. Namun, dari kementerian terkait sudah melakukan audit terlebih dahulu.

Sementara itu, Corporate Secretary Pertamina Wisnuntoro mengatakan bahwa hasil auditor yang dilakukan oleh Kordamentha kepada Petral sudah sesuai dengan prosedur yang ada.

"Auditor juga sudah ditunjuk melalui tender, sudah melalui prosedur, dan hasilnya faktual mengenai apa yang bisa digali selama tiga tahun dari Petral," kata Wisnuntoro. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: