WE Online, Jakarta - FireEye Inc dan Singapore Telecommunications Limited (Singtel) baru-baru ini merilis laporan baru mengenai serangan terhadap organisasi-organisasi di Asia Tenggara via internet. Dalam paruh pertama tahun ini, organisasi-organisasi yang diamati di kawasan ini memiliki risiko mendapatkan serangan dunia maya bertarget khusus 45% lebih tinggi daripada rata-rata global.
Dilansir dari laman Indotelko di Jakarta, Kamis (19/11/2015), pada periode enam bulan sebelumnya mereka menghadapi hanya 7% risiko lebih tinggi. Di seluruh kawasan ini, 29% organisasi yang diamati menjadi target serangan dunia maya pada paruh pertama tahun 2015. Thailand dan Filipina mendapat serangan terberat, masing-masing dengan 40% dan 39% dari organisasi yang diamati terpapar pada serangan ini.
Lebih dari sepertiga deteksi malware terkait dengan kelompok ancaman persisten tingkat tinggi (advanced persistent threat/APT) berasal dari dalam industri hiburan, media, dan hotel, restoran, serta kafe.
Dengan menarget organisasi media, kelompok ancaman bisa memperoleh akses ke berita sebelum berita tersebut dipublikasikan dan berpotensi untuk mengidentifikasi sumber-sumber yang tidak diungkapkan. FireEye mengamati sedikitnya 13 kelompok APT yang menarget organisasi pemerintah nasional dan sedikitnya empat kelompok APT yang menarget pemerintah regional atau negara di seluruh dunia.
"Spionase bukanlah hal baru, tetapi semakin banyak dilakukan secara online, dan Asia Tenggara merupakan salah satu hot spot-nya," ungkap Presiden FireEye untuk Asia Pasifik Jepang Eric Hoh.
Ditambahkannya, geopolitik dapat menggerakkan serangan dunia maya karena Asia Tenggara menjadi pemain ekonomi yang lebih besar di panggung dunia dan ketegangan bergejolak di Laut Tiongkok Selatan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Febri Kurnia
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement