WE Online, Jakarta - Bank Dunia (World Bank) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2016 akan berada di angka 5,3 persen.
Hal ini sejalan dengan naiknya belanja modal pemerintah yang hampir 50 persen tahun ke tahun (year-on-year/yoy) telah mendukung pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga dan dapat semakin mempercepat pertumbuhan tahun depan jika perbaikan belanja negara terus berlanjut.
Kemudian juga didukung dengan stimulus yang diberikan pemerintah melalui reformasi paket kebijakan ekonomi berjilid yang diluncurkan sejak Sepetember lalu menjadi sentimen positif dalam membantu mengurangi kendala dunia usaha dan mendorong investasi swasta.
"Apabila reformasi dilanjutkan dan implementasinya efektif, Indonesia dapat menjaga diri dari potensi volatilitas dan menikmati pertumbuhan lebih tinggi pada tahun 2016," kata Kepala Perwakilan Bank Dunia Indonesia Rodrigo Cahves, di Jakarta, Selasa (15/12/2015).
Ekonom Bank Dunia di Indonesia Ndiame Diop dalam kesempatan yang sama juga sependapat dengan Rodrigo.
"Dalam jangka panjang, naiknya investasi akan mengembalikan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi seiring dengan perbaikan lapangan kerja," ujar Ndiame.
Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenkeu Rizal Affandi Lukman menjelaskan paket kebijakan ekonomi tersebut dihadirkan untuk menciptakan daya saing yang baik di Indonesia. Apalagi, dengan adanya kemungkinan Indonesia bergabung dalam perjanjian ekonomi strategis Trans Pasifik Partnership (TPP).
"Indonesia dikelilingi oleh negara TPP, Amerika Serikat, Amerika Utara, Amerika Latin, Asia Pasifik. Dengan pertimbangan posisi geografik di Indonesia memberi tekanan bagi Indonesia untuk bergabung dengan TPP," jelasnya.
Dengan bergabungnya Indonesia dalam TPP dinilai dapat mempengaruhi investasi lantaran dapat meningkatkan akses pada ekonomi global dan memberikan perlindungan hukum yang lebih tinggi bagi investor-investor asing dibandingkan dengan jika menggunakan perundangan dalam negeri sehingga dapat mendorong relokasi asing keluar dari negara-negara dunia ketiga, ke negara-negara anggota TPP.
"Saya paham Indonesia tidak lagi menarik kalau tidak ikut kesepatakan lainnya. kami harus agresif dan bangun kemitraan dengan yang lain," tukasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Cahyo Prayogo
Advertisement