Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jadi Salah Satu Penyebab Kemiskinan Dunia, World Bank Habiskan Rp471 Triliun Tangani Masalah Iklim

Jadi Salah Satu Penyebab Kemiskinan Dunia, World Bank Habiskan Rp471 Triliun Tangani Masalah Iklim Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Chief Economist for Sustainable Development World Bank (Bank Dunia), Richard Damania, menyoroti masalah iklim yang selama ini menjadi perhatian pihaknya dalam menangani kemiskinan negara dunia.

Richard mengatakan Bank Dunia telah menghabiskan dana sekitar USD31 miliar (Rp471 triliun) untuk climate finance atau pendanaan iklim.

Baca Juga: World Bank Bantu PNM Suguhkan Perumahan Layak Bagi Nasabah

"Di Bank Dunia, kami menghabiskan sekitar USD31 miliar untuk pendanaan iklim. Jadi itu jumlah uang yang lumayan, tetapi tidak ada jumlah uang yang cukup," tegas Richard, dalam tayangan siniar di situs World Bank, The Development Podcast, dikutip Kamis (3/8/2023).

Ia menambahkan, saat ini Bank dunia tengah fokus menangani masalah iklim di negara-negara yang masuk dalam kategori miskin. Menurut Richard, masalah iklim menjadi salah satu faktor kemiskinan masih terus terjadi.

"Dan satu area untuk risiko besar [kemiskinan] tentu saja berasal dari iklim, itu berasal dari degradasi lingkungan. Jadi ada risiko iklim dan ada hal-hal seperti kualitas air yang buruk, kualitas udara yang buruk, semua hal itu memengaruhi kesehatan manusia, dan cenderung, untuk semua alasan yang tidak menguntungkan, kami memahami bahwa orang miskin jauh lebih rentan dan lebih terpapar risiko ini daripada orang kaya," jelasnya.

Di sisi lain, kata Richard, dalam laporan berjudul Detox Development, Bank Dunia menemukan negara-negara lebih banyak menghabiskan biaya untuk mendanai sektor-sektor yang cenderung menambah parah kondisi iklim.

"Dan apa yang kami temukan dalam laporan itu adalah sangat banyak negara menghabiskan lebih banyak uang untuk mensubsidi sektor dan hal-hal yang merusak lingkungan daripada untuk hal-hal yang diperlukan, seperti kesehatan, pendidikan, dan pengentasan kemiskinan," ungkap Richard.

Baca Juga: World Bank Beberkan Peran Blockchain dan Cryptocurrency Bagi Pembangunan Internasional, Apa Saja?

Meski demikian, ia menegaskan saat ini sudah banyak negara yang menyadari akan pentingnya usaha memulihkan masalah iklim untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

"Jika Anda merasakan perubahan iklim atau jika Anda menghancurkan keanekaragaman hayati, tidak ada pemulihan, tidak dapat diubah, selesai. Dan saya pikir itulah yang perlu diingat ketika memikirkan masalah lingkungan. Mereka tidak dapat diubah. Jika Anda kehilangan suatu spesies, Anda benar-benar tidak dapat mengembalikan spesies itu, dan itu sangat penting untuk dipahami," tutup Richard.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ayu Almas
Editor: Ayu Almas

Advertisement

Bagikan Artikel: