Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kemenkominfo Terayu oleh Google Fiber?

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Pertemuan antara Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara dengan pendiri Google Sergey Brin ternyata juga memuat obrolan terkait keinginan Kemenkominfo mengadopsi Google Fiber sebagai upaya penataan bisnis fixed broad band di Tanah Air.

"Kemenkominfo telah mempelajari inisiatif Google Fiber di mana terjadi kerja sama yang sangat baik antara pemerintah pusat, pemerintah daerah di Amerika Serikat dan penyelenggara teknologi informasi dan komunikasi termasuk Google. Kita mau adopsi," kata Pria yang akrab disapa RA seperti dilansir dari laman Indotelko di Jakarta, Rabu (30/12/2015).

Menurutnya, Google Fiber dengan prinsip open access, nondiskriminatori serta partisipasi semua stakeholder, dan kemudahan right of ways mampu meningkatkan penterasi layanan fixed broadband bagi masyarakat di Amerika Serikat.

"Kemenkominfo ingin mempelajari model kerja sama seperti Google Fiber tersebut untuk dapat dijadikan salah satu referensi percepatan pembangunan fixed broadband di Indonesia," katanya.

Informasi tambahan, peluang pertumbuhan fixed broadband di Indonesia masih besar. Bila dilihat ada 60 juta jumlah rumah tangga di Indonesia, tingkat penetrasi layanan ini baru mencapai 5% atau tingkat penetrasi sebesar 13% dari jumlah rumah tangga yang di dalamnya terdapat pengguna internet.

Berdasarkan data yang disadur Warta Ekonomi dari beragam sumber, Google Fiber merupakan infrastruktur internet broadband yang ditawarkan Google kepada kalangan rumah tangga di Amerika. Di negara asalnya tersebut pada tahun 2014 Google menawarkan kecepatan internet broadband 5 mbps dengan biaya bulanan gratis selama tujuh tahun.

Kendati begitu, Google memberlakukan biaya langganan per bulan US$70 bagi pelanggan yang menginginkan kecepatan internet hingga 1Gbps. Penerapan biaya pun diberlakukan untuk internet yang dilengkapi layanan TV dengan tarif sebesar US$ 120 per bulan. Untuk biaya instalasinya sendiri, juga dibebankan biaya US$ 30.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Febri Kurnia
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: