WE Online, Kupang - Direktur Utama Bank NTT, Daniel Tagu Dedo mengatakan, secara bertahap pihaknya akan menurunkan suku bunga kredit hingga empat persen setelah Bank Indonesia menurunkan BI Rate atau suku bunga acuan dari 7,50 menjadi 7,25.
"Secara bertahap akan segera kita turunkan suku bunga kredit, sehingga semakin menggairahkan para konsumen yang ingin mendapatkan pinjaman uang dari Bank ini untuk usaha produktif guna mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah ini," katanya kepada Antara di Kupang, Rabu (20/1/2016).
Mantan Bankir Jakarta itu mengatakan hal tersebut menanggapi penurunan BI Rate dari 7,50 menjadi 7,25 dan tindaklanjut dari Bank NTT untuk membantu para kreditur di daerah ini.
Menurut Tagu Dedo, penurunan BI rate sangat positif bagi industri perbankan. "Sebenarnya ekspektasi saya penurunan sebesar 100 basis point atau turun satu persen. Mudah-mudahan secara gradual penurunan ini terus dilakukan hingga mencapai empat persen. Sehingga bunga kredit bisa mencapai 9,75 persen," katanya.
Menurut dia, penurunan BI Rate ini diharapkan diikuti dengan penurunan suku bunga kredit perbankan.
Hal ini katanya sejalan dengan harapan Wakil Presiden Jusuf Kalla. "Bapak Wapres Jusuf Kalla (JK) sudah berkali-kali menyuarakannya. Karena itu, ketika Bank Indonesia (BI) menurunkan BI Rate sebesar 25 basis poin dari 7,50 persen menjadi 7,25 persen, merupakan momentum tepat bagi perbankan untuk meresponsnya dengan ikut menurunkan suku bunga kredit," katanya.
Menurut dia, penurunan suku bunga akan berdampak positif pada perekonomian. Misalnya, ketika suku bunga kredit turun, hal itu akan meringankan beban pendanaan pelaku usaha. Demikian pula jika suku bunga deposito turun, maka akan mendorong masyarakat untuk berinvestasi.
Terobossan lain kata Tagu Dedo, pada Baru tahun ini (2016) Bank NTT sudah sangat siap untuk masuk ke pasar modal. "Para pemegang saham menyerahkan kepada manajemen untuk melaksanakan rencana bisnis ini," katanya.
Dia mengatakan, kredit mencapai Rp6,6 triliun, Selisih antara DPK dan kredit tidak mencapai Rp1 triliun sehingga menurut tidak cukup untuk rencana bisnis Bank NTT ke depan. Karena itu masuk ke pasar modal menjadi pilihan tepat untuk menghimpun dana.
Dirinya optimistis, masuknya Bank NTT di pasar modal tahun ini akan menghimpun dana yang cukup besar guna mendukung rencana bisnis Bank NTT.
Beberapa program strategis Bank NTT tahun depan antara lain branchlessbanking/Lakupandai sebanyak 300 agen, menguatkan permodalan Bank NTT lewat perubahan modal dasar menjadi Rp2 triliun dan membangun sinergi untuk pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi lewat migrasi core banking.
Ia juga menjelaskan mengenai kinerja Bank NTT hingga akhir 2015 menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik.
Aset mengalami pertumbuhan sebesar 44,03 persen yaitu dari Rp8,2 triliun pada akhir Desember 2014 naik menjadi Rp11,9 triliun. Dana pihak ketiga mengalami pertumbuhan 20,29 persen yaitu dari Rp6,27 triliun menjadi Rp7,54 triliun.
Kredit juga mengalami pertumbuhan sebesar 20,29 persen yakni dari Rp 5m5 triliun pada Desember 2014 menjadi Rp6,61 triliun.
"Laba kita prediksi sampai akhir Desember 2015 mencapai Rp380 miliar. Tahun lalu laba Bank NTT mencapai Rp244 miliar atau mengalami kenaikan lebih dari 34 persen. Sementara itu modal inti mencapai Rp1,23 triliun yang menjadikan Bank NTT sebagai bank buku dua.
Modal inti ini terdiri dari modal disetor mencapai Rp973 miliar dan cadangan sebesar Rp257 miliar. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement