Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Inklusi Keuangan Jadi Isu Global, Ini Alasannya!

Warta Ekonomi -

WE Online, Cirebon - Dengan tugas utama untuk mengatur, mengawasi industri jasa keuangan, dan melindungi konsumen, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) secara tidak langsung memiliki tanggung jawab untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.

Salah satu pilar pertumbuhan ekonomi yang saat ini sedang menjadi trending topic adalah isu mengenai inklusi keuangan (financial inclusion). Negara-negara maju maupun negara berkembang menganggap bahwa inklusi keuangan memiliki kontribusi yang penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi.

Menurut Kepala Departemen Literasi dan Inklusi Keuangan OJK Agus Sugiarto, bahkan beberapa organisasi internasional seperti OECD, Bank Dunia, maupun G20 memberikan perhatian yang sangat penting mengenai peran inklusi keuangan dalam mendukung pembangunan ekonomi secara global.

"Kenapa isu financial inclusion jadi isu penting di dunia? Karena negara-negara maju dan berkembang sadar betul financial inclusion erat kaitannya dengan variabel-variabel ekonomi. Kemudian ini masuk ke agenda World Bank, G20, OECD. Bahkan, di APEC itu jadi isu penting, akhirnya financial inclusion jadi action bersama," ujar Agus di Cirebon, belum lama ini.

Agus menjelaskan definisi financial inclusion adalah bagaimana kita memberikan akses keuangan yang seluas-luasnya supaya bisa diakses dengan mudah oleh masyarakat.

Dengan memberikan akses keuangan seluas-luasnya maka masyarakat dapat menjangkau produk dan jasa keuangan tentunya tingkat literasi dan inklusi keuangan akan semakin meningkat sehingga diyakini akan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Semakin meningkat kesejahteraan masyarakat maka pada akhirnya akan memberikan kontribusi bagi perekonomian.

"Berbagai studi dan penelitian yang dilakukan oleh berbagai pihak menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat literasi dan inklusi keuangan suatu masyarakat maka semakin tinggi tingkat kesejahteraan masyarakat tersebut," ucap Agus.

Oleh sebab itu, beberapa program dan kegiatan financial inclusion terus dilakukan regulator, di antaranya program Jaring (Jangkau, Sinergi, dan Guideline) untuk pembiayaan sektor perikanan dan kelautan; Laku Mikro, Laku Pandai (Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif); Simpel (Simpanan Pelajar), dan Asuransi Mikro.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: