WE Online, Jakarta - Asia Pacific Maritime (APM) 2016 yang bakal digelar di Singapura pada 16-18 Maret 2016 mendatang seharusnya menjadi ajang yang tidak boleh dilewatkan oleh Indonesia sebab melalui kegiatan tersebut pemerintah maupun pelaku industri perkapalan dapat mengambil manfaat, terutama ilmu di bidang perkapalan dan membangun jaringan dengan pelaku industri kapal lainnya.
Senior Project Director Reed Exhibitions Organizer of APM 2016 Yeow Hui Leng melihat pemerintah Indonesia mendorong industri perkapalan dengan melakukan pemesanan kapal yang sangat banyak untuk keperluan pemerintah. Hal itu tentu menjadi kesempatan bagi perusahaan di Indonesia dan luar Indonesia untuk memperkenalkan diri.
Seperti diketahui, industri perkapalan di Indonesia saat ini masih mengandalkan komponen impor yang mencapai 60% lebih di mana produsen komponen yang diimpor berasal dari negara-negara yang juga mengikuti kegiatan tersebut.
Dengan demikian, APM 2016 menjadi kesempatan untuk belajar teknologi komponen guna memenuhi industri perkapalan. Kemudian pada saat pemerintah semakin banyak membutuhkan komponen tersebut, produsen dapat menawarkan produk-produk yang menarik untuk memenuhinya.
"Saat ini masih banyak impor, mereka nanti pasti juga harus punya sendiri di Indonesia," jelas Yeow Hui Leng.
Bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, dengan semakin majunya industri perkapalan di Indonesia maka dapat melakukan ekspor untuk memenuhi kebutuhan pasar internasional. Sebagai contoh negara Jepang yang saat ini bukan hanya memenuhi kebutuhan di dalam negeri saja, tapi bisa melakukan ekspor.
Dalam kegiatan tersebut, Indonesia sebagai peserta akan disediakan pavilion sendiri untuk memamerkan hasil industri perkapalan di Indonesia. Dengan demikian, keuntungan lainnya yang didapat dari kegiatan tersebut adalah dapat memasarkan produk secara lebih luas kepada negara-negara lain, baik yang menjadi peserta maupun datang sebagai pengunjung.
Menurut Yeow, dari sejumlah negara yang menjadi pengunjung terbanyak adalah Singapura, Malaysia, Indonesia, China, Korea Selatan, Jepang, Thailand, India, dan Vietnam. Beberapa di antaranya merupakan produsen kapal yang telah maju seperti Jepang dan China serta yang sedang berkembang seperti Indonesia, Thailand, dan Vietnam.
"Pemain di Indonesia semakin banyak, kegiatan seperti ini semakin perlu untuk menambah ilmu, networking," jelasnya.
Industri perkapalan ini, menurutnya, masing-masing peserta pameran tidak ada yang memiliki keunggulan yang bagus di semua bidang. Negara Jepang sebagai salah satu negara maju dalam industri ini hanya bagus dalam pembuatan kapal. Untuk industri komponen masih didominasi oleh negara-negara Eropa.
"Di Asia karena sudah maju sekarang sudah mulai membangun komponen bukan hanya Eropa saja, tapi kalau mesin memang masih Eropa. Jadi, dari tiga sektor ship building, komponen, dan shiping, setiap negara beda-beda, tergantung mau fokus di mana," urainya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Agus Aryanto
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement