Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ekspor Menurun, PEN Adakan Diskusi Dengan Eksportir Pemenang Primaniyarta

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarata - Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Dijen PEN) Kementerian Perdagangan menggelar pertemuan dengan eksportir pemenang penghargaan Primaniyarta, Selasa (12/04). Pertemuan yang dihadiri oleh Dirjen PEN Nus Nuzulia Ishak ini bertujuan mengetahui berbagai kendala dan eksportir nasional, upaya mensinergikan jaringan eksportir nasional serta untuk meningkatkan kualitas layanan ekspor nasional..

Nus Nuzulia mengungkapkan bahwa, Kontibusi ekportir pemenang Primaniyarta sangat besar, namun menurut Nus Nuzulia, saat ini kondisi ekspor nasional pada 2015 kurang menguntungakan dan mengalami penurunan sebesar 14% dibanding 2014.

“Kinerja ekspor untuk Januari -  Februari 2016  mencapai US$ 21,7 miliar  atau turun sebesar 14,3%. Demikian juga Ekspor non migas, ekspor non migas mencapai US$ 19.56 miliar. Ada beberapa komkoditi yang cukup signifikan kenaikanya seperti otomaotif, hasil manufaktur kapal laut, produk –peoduk besi dan baja, dan perhiasan. Tapi mayoriti komoditi kita mengalami penurunan yang cukup tajam akibat menurunya harga komoditi primer kita,” tutur Nuz Nuzulia.

Ia mengatakan, untuk para penerima Primaniyarata akan diberikan skema pembiyaan ekspor khusus dari Indonesia Eximbank dan Standar Chartered bank.  “Dari Indonesia Eximbank ada fasilitas pembiyaan ekspor dengan skema komersial yang dapat menjadi alternative pembiayaan, meliputi modal kerja ekspor, pembiayaan investasi, penjaminan, asuransi, dan fasilitas trade finance,” jelasnya.

Pada kesempatan itu disampaikan juga ragam pembiayaan ekspor oleh Standar Chartered Bank dengan skema diskonto wesel ekspor yang dapaat membantu kelancaran cash flow para ekportir.

“Perusahaan  penerima primaniyarta adalah perusahaan yang memiliki keunggulan yang dapat diandalkan untuk bersaing dipasar ekspor, memiliki kinerja ekspor terbaik, kuangan sehat, dan tidak tersangkut maslah hukkum dalam bidang perbankan, pajak, bea cukai, lingkungan, maupun masalah ketenagakerjaan,” tamabahnya.

Pada kesempatan yang sama, Chief Executive Officer Standard Chartered Bank Shee Tse Koon mengatakan, Standard Chartered Bank merupakan bank Internasional yang telah melayani nasabah di Indonesia sejak 1863, dan terus berkomitmen penuh untuk mendukung klien dalam memfasillitasi pertumbuhan bisnisnya khususnya menghubungkan dengan jaringan internasioanal.

“Standard Chartered Bank berada di sepuluh Negara ASEAN, dan kami juga memiliki jaringan global yang tersebar di tiga pasar dinamis yakni Asia, Afrika, dan Timur Tengah. Selama 152 tahun beraada di Indonesia kami memiliki hubunngan kerja sama yang terjalin dengan baik dengan para klien dengan memberikan beragam layanan dan produk perbankan,” tutur Shee Tse Koon.

Penghargaan teringgi bagi perusahaan eksportir Primaniyarta dilakukan sejak 1992. Hingga saat ini tercataat ada sebanyak 324 perusahaan dari 28 provinsi yang telah menerima penghargaa ini. Namun ada 6 Provinsi yang sama sekali belum pernah mengirimkan perusahaan binaanya, seperti  Gorontalo, Sulawesi tenggara, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Papua Barat dan Kalimantan Utara. Yang menarik ternyata ada sebanyak 54 perusan yang menerima sebanyak 2 kali dan bahkan ada 6 perusahaan yang menerima penghargaan ini sebanyak 5 kali berturut-turut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Sufri Yuliardi
Editor: Sufri Yuliardi

Advertisement

Bagikan Artikel: