Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

IPB Beri Pendampingan Petani Padi di Pekalongan

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Institut Pertanian Bogor (IPB) bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pekalongan, Jawa Tengah, memberikan pendampingan kepada petani padi melalui diseminasi teknologi dan klinik tanaman keliling.

"Pendampingan ini dilakukan secara terpadu yang diharapkan dapat meningkatkan akses petani terhadap teknologi," kata Direktur Kajian Strategis Kebijakan Pertanian (KSKP) IPB Dodik R Nurrochmat di Pekalongan, Senin (14/4/2014).

Dodik mengatakan pendampingan terhadap petani padi dan hortikultura di wilayah Pekalongan merupakan salah satu upaya merespon berbagai permasalahan yang dihadapi pertanian di Indonesia. Permasalahan yang dihadapi oleh petani adalah masalah teknik pertanian, pemasaran, dan kebijakan. Masalah pertanian seperti hama, penyakit, kekeringan, dan pemilihan bibit.

Data terakhir menunjukkan bahwa hama wereng batang coklat pada 2010-2011 menyerang 600.000 hektar lahan dan menyebabkan kerugian ekonomi mencapai Rp 4,5 triliun (IMHERE B.2c IPB 2011). Akhir-akhir ini sering juga dikejutkan dengan ledakan hama wereng coklat, pengerek batang padi, dan serangan tikus pada sentra-sentra pertanaman padi di Indonesia yang menyebabkan gagal panen atau kehilangan hasil panen sangat tinggi.

Perubahan iklim telah banyak dilaporkan juga menjadi pemicu munculnya ledakan penyakit padi seperti hawar daun bakteri, bacterial leaf blight (BLB) atau sering disebut penyakit kresek, penyakit busuk leher, dan penyakit hawar pelepah.

Tingginya intensitas curah hujan yang terjadi sejak Februari 2014 membuat sejumlah petani merugi akibat merosotnya hasil produksi. Untuk hortikultura, akibat curah hujan yang tinggi di sejumlah daerah juga membuat tanaman cabe mudah terserang hama dan berbagai jenis penyakit yang menyebabkan cabai membusuk dan mati.

"(Karena) kondisi tersebut, terpaksa petani melakukan panen dini. Akibatnya, harga cabai di pasaran saat ini kembali meroket dari yang sebelumnya Rp 15.000/kg menjadi Rp 100.000/kg," ungkapnya.

Direktur KSKP IPB itu menambahkan pihaknya terus berupaya memberikan sumbangsih pemikiran dan tindakan nyata dalam mengatasi berbagai permasalahan pertanian saat ini, seperti penurunan kapasitas sumber daya pertanian, rendahnya adopsi atau transfer teknologi, rendahnya akses terhadap modal keuangan, sistem pemasaran produksi pertanian yang tidak efisien, serta rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM).

"Berbagai upaya telah dilakukan, seperti manajemen risiko iklim, peningkatan sumber daya air dan pengelolaan irigasi, pengembangan varietas tanaman yang menekankan pada toleransi kekeringan, tanah asam, tahan hama, dan penyakit tanaman lainnya," ungkapnya.

Sementara itu, tujuan pendampingan kepada petani padi dan hortikultura di Pekalongan adalah untuk diseminasi teknologi dan menyinergikan hasil-hasil penelitian IPB dengan petani dan stakeholder terkait, meningkatkan akses penggunaan teknologi khususnya petani serta visibilitasnya ke pengambil kebijakan, menggali permasalahan pertanian langsung dengan petani dan dinas pertanian, serta memperkuat kemitraan IPB dengan Pemda Pekalongan.

"Kegiatan pendampingan petani padi dan hortikultura di Kabupaten Pekalongan melalui klinik tanaman keliling seperti penerimaan klien petani pemeriksaan tanaman dan membahas hasil pemeriksaan serta diskusi umum dengan para petani," pungkasnya.

Pendampingan petani padi dan hortikultura dilaksanakan di dua kecamatan, yakni Kesesi dan Sragi di Kabupaten Pekalongan selama dua hari pada 14-15 April yang diikuti sekitar 100 petani. (Ant)

Foto: WE

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: