Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Green Fashion Sawit: Inovasi Produk Fashion Ramah Lingkungan dari IPB University

Green Fashion Sawit: Inovasi Produk Fashion Ramah Lingkungan dari IPB University Kredit Foto: IPB University
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pada launching hasil penelitian yang digelar oleh Direktorat Riset dan Inovasi (DRI), IPB University kembali meluncurkan inovasi terbaru, yaitu Green Fashion Sawit. Inovasi ini merupakan hasil kolaborasi IPB University dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

Menurut Dr Siti Nikmatin, inovator Green Fashion Sawit, future fashion tidak hanya berbahan serat alam kapas dan serat polimer sintetis, tetapi berbasis biomass sawit yang menghasilkan benang dan kain untuk aplikasi produk industri kreatif fashion.

Baca Juga: Pengusaha Tegaskan Kebakaran Hutan Tidak Identik dengan Kebun Sawit

"Iklim industri fashion lokal dan impor sangatlah dinamis, bersaing dan kompetitif. Persaingan bukan hanya sekedar harga, melainkan juga bahan baku organik atau sintetis yang linier dengan kenyamanan pada saat pakai," imbuhnya saat peluncuran di IPB International Convention Center (IICC), Bogor (27/6/2023).

Dr Siti menuturkan industri kreatif fashion mempunyai peran penting di dalam perekonomian nasional. Dunia fashion di Indonesia terus berkembang seiring dengan kuatnya arus teknologi informasi dan e-commerce. Hal tersebut turut didukung dengan meningkatnya jumlah penduduk berusia remaja dan produktif setiap tahunnya dengan daya beli yang tinggi terhadap kebutuhan fashion yang cantik dan tren.

"Inovasi Green Fashion Sawit merupakan excellent innovation yaitu memberikan manfaat untuk perubahan, memberikan solusi impor kapas, meningkatkan daya saing, peningkatan nilai tambah produk sawit dan turunannya dengan nilai komersial," jelas Dr Siti Nikmatin.

Lebih lanjut ia mengurai, kelapa sawit adalah salah satu komoditas yang memiliki peran penting dan strategis. Inovasi riset dalam pemanfaatan dan pengolahan perkebunan kelapa sawit dengan teknologi diperlukan untuk menjamin keberlanjutan, meningkatkan diversifikasi produk melalui aktivitas ekonomi sawit dengan keunggulan kompetitif melalui transformasi ekonomi berbasis inovasi.

Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) merupakan biomass yang keberadaannya terus meningkat linier seiring dengan produksi crude palm oil (CPO) dan kebutuhan manusia akan minyak nabati.

Melalui penelitian yang didanai oleh BPDPKS tahun 2021-2022, biomass sawit ini diubah menjadi biomaterial fashion bernilai ekonomi tinggi yaitu stapel rayon viskosa, benang pilin, kain dan produk industri kreatif. Hal ini merupakan suatu kebaruan atau novelty terkait bahan baku biomass organik nonkapas pada fashion.

Baca Juga: Siap-siap Sentil Pengusaha Nakal, Luhut Minta Semua Pemilik Kebun Sawit Lapor ke Pemerintah

"Keunggulan green fashion sawit adalah memiliki sifat mekanis, optik dan termal merujuk pada standarisasi tekstil Standar Nasional Indonesia (SNI). Inovasi ini juga ramah lingkungan dan rendah emisi karena bahan baku yang digunakan adalah biomass sawit yang diproduksi tanpa bahan kimia serta memiliki nilai ekonomi dan harga bersaing di pasar," ujarnya.

Oleh karena itu, sebut dia, green fashion sawit memiliki peluang yang besar untuk dikembangkan. Dr Siti menyatakan siap bekerja sama dengan industri guna menjadikan inovasi riset dari perguruan tinggi menjadi lebih besar sehingga memiliki manfaat yang lebih luas.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Advertisement

Bagikan Artikel: