Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jakarta Berpotensi Jadi Kota Paling Global

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Selain Kota Surabaya yang dinilai sebagai kota bertaraf global, Kota Jakarta juga dinilai sebagai kota bertaraf global. Berdasarkan hasil studi A.T. Kearney, DKI Jakarta menduduki posisi pertama dari 34 kota di dunia sebagai kota paling global. Hal ini disampaikan oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu.

Selama dua tahun terakhir sebanyak 34 kota di sejumlah negara berkembang dianalisis oleh perusahaan konsultan A.T. Kearney berdasarkan 24 parameter yang terbagi dalam lima dimensi, yakni aktivitas bisnis, sumber daya manusia (SDM), pertukaran informasi, pengalaman sosial budaya, dan kestabilan politik. Analisis tersebut menyimpulkan Jakarta berpotensi untuk berkembang seperti kota-kota di dunia termasuk New York.

Head of Asia Pasific A.T. Kearney John Kurtz mengungkapkan bahwa dari hasil studi tersebut Jakarta menduduki peringkat pertama. Disusul dengan Manila (Filipina), Addis Ababa (Etiopia), Sao Paulo (Brasil), Rio de Janeiro (Brasil), Bogota (Kolombia), serta Mumbai (India).

John menambahkan New York (Amerika Serikat) dan London (Inggris) tetap menjadi dua kota di dunia yang paling maju. Sementara Jakarta, Manila, dan kota-kota tersebut paling memungkinkan untuk mengejar ketertinggalan dan memperbaiki posisi di kancah internasional pada masa mendatang.

Di sisi lain, kata John, Pemprov DKI Jakarta perlahan-lahan membenahi permasalahan di Kota Jakarta sehingga wilayah ibukota ini mengalami perbaikan secara signifikan. Selain itu, semakin banyak investor berdatangan ke ibukota ini sehingga memperlihatkan semakin kondusifnya pelaksanaan bisnis di Jakarta. Tingginya pendapatan per kapita dan perbaikan SDM juga menjadi nilai tambah bagi kota ini.

Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) menilai pendapatan per kapita penduduk Jakarta sebesar Rp 101,01 juta pada tahun 2011. Angka ini mengalami peningkatan menjadi Rp 110,50 juta pada tahun 2012. Sedangkan, pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta mengalami kenaikan dari 5,02% tahun 2009 menjadi 6,41% pada semester I tahun 2013. Indeks Pembangunan Manusia di Jakarta juga mengalami peningkatan dari 77,97 tahun 2011 menjadi 78,33 pada tahun 2012.

Jokowi mengungkapkan respon positif atas hasil studi tersebut. Namun, pemda DKI Jakarta akan menggunakan penilaian tersebut sebagai bahan evaluasi dan koreksi pada pelaksanaan program ke depan. Namun, pelayanan masyarakat Jakarta menjadi salah satu aspek yang menjadi penilaian. Pemprov DKI pun telah melaksanakan program Kartu Jakarta Sehat (KJS) dan Kartu Jakarta Pintar (KJP). Selain adanya pembangunan transportasi massal yakni mass rapid transit (MRT), monorel, dan pengadaan ratusan armada bus Transjakarta.

"Memang, penilaian ini banyak dilihat, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan transportasi. Meskipun baru dimulai, tapi kan sudah dimulai. Kemudian, masalah dengan banjir terlihat waduk yang telah dibersihkan. Ketiga, yang berkaitan dengan masalah basic human KJS dan KJP," jelasnya.

(Alnisa Septya Ratu)

Foto: Sufri Yuliardi

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Alnisa Septya Ratu
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: