Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pemilu Bukanlah Faktor Utama Perlambatan Sektor Properti (Bagian I)

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Pemilu legislatif yang telah berlangsung 9 April 2014 bukanlah menjadi faktor utama dari terjadinya perlambatan sektor properti yang terindikasi dengan menurunnya tingkat penjualan pada kuartal pertama tahun 2014.

"Dampak pemilu meski bukan faktor utama perlambatan pasar properti, namun cukup membuat para pengembang melakukan strategi efisiensi karena berbarengan dengan melambatnya pasar properti yang ada," kata kata Direktur Eksekutif LSM Indonesia Property Watch Ali Tranghanda dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Selasa (15/4/2014).

Ali Tranghanda mengungkapkan bahwa tingkat penjualan di kuartal awal tahun 2014 diperkirakan menurun terutama untuk segmen menengah atas karena pengembang memilih untuk tidak melakukan ekspansi lebih jauh sampai tahun 2015.

Meskipun banyak pihak melihat potensi peningkatan penjualan properti yang ada pascapemilu, lanjutnya,tetap pasar properti membutuhkan waktu untuk mencapai keseimbangan baru sehingga tidak langsung meningkat.

Selain itu, Bank Indonesia (BI) diperkirakan masih akan melakukan tren kenaikan suku bunga acuan BI Rate meskipun lebih berhati-hati sambil melihat respon pasar.

Untuk itu, Ali mengimbau para pengembang sebaiknya dapat mengantisipasi kondisi tren pasar yang ada sambil melihat pergerakan pasar yang mulai bergeser ke segmen pasar menengah.

Ekspansi multinasional Sebelumnya, konsultan properti Colliers International meyakini berbagai perusahaan multinasional akan tetap melakukan ekspansi di sektor properti dan tidak terhambat penyelenggaraan Pemilu 2014.

"Pemilu tidak mengurungkan niat perusahaan multinasional untuk melakukan ekspansi," kata Director Office Services Colliers International Indonesia Bagus Adikusumo.

Menurut Bagus Adikusumo, sejumlah indikasi bahwa pemilu tidak menghambat ekspansi properti antara lain telah banyak perusahaan asal Jepang yang terkait dengan proyek MRT mencari perkantoran di Jakarta.

Ia mengungkapkan banyaknya perusahaan multinasional yang tetap mencari ruang kantor antara lain karena semakin tingginya pengeluaran pemerintah untuk proyek infrastruktur 2014.

Melambatnya penjualan sektor properti Indonesia pada 2014 ini sebenarnya telah diperkirakan sementara kondisi ekonomi makro akan membaik, kata Managing Director Corporate Strategy & Services Sinar Mas Land, Ishak Chandra.

"Penjualan akan melambat pada 2014 karena berbagai faktor," ujar Ishak Chandra.

Namun, Ishak juga mengemukakan bahwa dari sisi perekonomian makro, Indonesia dinilai akan terus membaik dengan pertumbuhan di atas lima persen.

Padahal, lanjutnya, hanya sedikit saja negara yang diperkirakan tingkat pertumbuhan ekonominya akan dapat melampaui Indonesia pada 2014 seperti China dan Filipina.

Ia memaparkan indikator lain yang menunjukkan bahwa perekonomian membaik adalah pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) dari 5,5--5,9 persen pada tahun 2013 menjadi 5,8--6,2 persen pada 2014.

Menurut dia, sejumlah indikasi lainnya yang bakal menunjukkan perbaikan ekonomi adalah inflasi yang diperkirakan menurun dari 9,8 persen pada 2013 menjadi 4,5 persen pada 2014, dan suku bunga acuan yang diprediksi menurun dari 7,25 persen pada 2013 menjadi 5,5 persen pada 2014.

Siklus pasar Kalau bukan karena pemilu, lalu faktor apa yang mengakibatnya menurunnya sektor properti?.

Menurut Ali Tranghanda, penjualan properti di Indonesia melemah pada awal tahun 2014 diperkirakan mengikuti pergerakan siklus pasar properti yang menunjukkan penurunan setelah terjadinya peningkatan pesat pembelian tahun-tahun sebelumnya.

"Penjualan properti awal tahun 2014 merosot 49 persen," kata Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch itu.

Menurut dia, sejak awal tahun 2013 pihaknya telah memperkirakan akan terjadi perlambatan pasar properti dan perumahan di tahun 2014, menyusul telah tingginya harga properti. (Ant/Muhammad Razi Rahman) BERSAMBUNG

Foto: SY

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: