Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pengamat: Akuisisi BTN Oleh Mandiri Sah-Sah Saja

Warta Ekonomi -

WE Online - Pengajar pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) Aris Yunanto berpendapat, rencana akusisi PT Bank Tabungan Negara oleh Bank Mandiri sah-sah saja, asalkan sudah dilakukan kajian mendalam atas aksi korporasi tersebut.

Namun demikian, kata dia kepada pers di Jakarta, Senin, setelah aksi akusisi ini dilakukan, Bank Mandiri harus memperhatikan sejumlah hal agar mampu bersaing dengan bank-bank swasta asing yang beroperasi di Indonesia.

"Menurut saya, kita harus melihat akuisisi ini dari berbagai sisi, baik fokus BTN selama ini dan Bank Mandiri ke depan," ujar Aris Yunanto ketika dimintai tanggapannya soal akuisisi BTN oleh Mandiri.

Menurut Aris, fokus BTN selama ini adalah untuk memberikan layanan kepada masyarakat Indonesia untuk memiliki rumah dengan melalui fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR) BTN. Sedangkan Bank Mandiri punya fokus yang berbeda dengan BTN.

"Tidak masalah apabila Bank Mandiri mengakusisi BTN, tetapi fokus bisnis BTN selama ini tidak boleh dihilangkan. Artinya, jika sudah diakuisisi, maka Bank Mandiri harus menyediakan layanan yang selama ini ditangani BTN," ujarnya.

Aris mengingatkan, apabila seluruh poses akusisi sudah dapat dilakukan dengan baik, maka otomatis Bank Mandiri semakin besar dan fokus bisnisnya pun bertambah luas. Dalam konteks ini, Mandiri harus lebih efisien dan sehat.

"Tapi yang terpenting, Bank Mandiri harus mampu bersaing dengan bank-bank swasta asing di Tanah Air. Sebut saja bank asal Malaysis, CIMB yang di negerinya hanya memiliki cabang 120 buah, tetapi di Indonesia, jumlahnya ratusan. Artinya nasabah CIMB lebih banyak di Indonesia ketimbang di Malaysia," kata Aris.

Mengenai akuisisi ini, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan membenarkan rencana Bank Mandiri mengakuisisi BTN Dahlan. Rencana ini untuk membantu BTN yang tidak mampu mengatasi program pembiayaan perumahan rakyat.

Indonesia kekurangan rumah 1,5 juta per tahun dan BTN tidak mampu memenuhinya. Dahlan mengumpamakan untuk memenuhi semua itu, BTN harus naik kuda yang besar, bukan keledai.

Saat ini komposisi pemegang saham Bank BTN terdiri dari pemerintah Indonesia sebesar 60,14 persen, badan usaha asing sebesar 25,45 persen dan sisanya terdiri dari perorangan, karyawan, reksadana, dana pensiun, asuransi, koperasi dan perseroan terbatas.

Sementara itu, kalangan DPR masih mempelajari rencana akuisisi ini. Anggota Komisi XI yang membidangi Keuangan dan Perbankan Nusron Wahid menyatakan pihaknya masih mempelajari dan belum bisa memberikan komentar lebih jauh. (Ant)

Foto : SY

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor:

Advertisement

Bagikan Artikel: