Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ekonom: Arahkan Belanja APBN untuk Sektor Produktif

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Ekonom Bahana TCW Investment Management Budi Hikmat mengatakan alokasi belanja pada anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) perlu diarahkan untuk sektor produktif dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.

"Alokasi belanja anggaran selama ini banyak mengarah ke sektor konsumtif daripada produktif," kata Kepala Ekonom Bahana TCW Invesment Management itu di Jakarta, Rabu (17/9/2014).

Ia menjelaskan pemerintahan baru nanti perlu mengarahkan alokasi belanja pada APBN untuk sektor produktif seperti pembangunan infrastruktur penunjang perekonomian. Adapun, infrastruktur yang dibutuhkan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Tanah Air itu antara lain pembangunan jalan, pelabuhan, infrastruktur terkait ketahanan energi, dan transportasi massal.

"Pemerintah perlu memperkuat berbagai sektor pendukung ekonomi sesuai dengan berbagai potensi yang dimiliki di setiap kawasan," katanya.

Ia menilai alokasi belanja pada RAPBN 2015 yang mencapai sekitar Rp 2.000 triliun masih lebih banyak untuk sektor konsumtif. Salah satu alokasi anggaran yang selalu memberatkan APBN setiap tahunnya adalah untuk subsidi bahan bakar minyak. Program subsidi tersebut perlu dikurangi dan diarahkan untuk sektor yang menghasilkan.

Ia berharap bahwa dengan adanya alokasi anggaran belanja yang tepat untuk sektor produktif, khususnya akan mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia ke arah yang lebih baik di masa mendatang. Karena itu, Budi mengatakan pemerintah juga harus mengurangi beban subsidi karena pagu untuk sektor tersebut sangat besar.

Sebelumnya Komisi XI DPR RI bersama pemerintah menyepakati sejumlah asumsi ekonomi makro RAPBN 2015, antara lain pertumbuhan ekonomi 5,8 persen; inflasi 4,4 persen plus minus satu persen; bunga surat perbendaharaan negara (SPN) tiga bulan 6,0 persen; dan nilai tukar rupiah Rp 11.600-Rp 11.900 per dolar AS. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: