Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pihak BW Plantation Klaim 'Right Issue' Masih Berjalan Sesuai Rencana

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - PT BW Plantation Tbk (BWPT) menyatakan bahwa hingga saat ini pelaksanaan penerbitan saham baru atau rights issue perseroan masih berjalan sesuai dengan rencana awal yang telah ditetapkan.

Hal ini disampaikan oleh Direktur Keuangan sekaligus Sekretaris Perusahaan PT BW Plantation Tbk Kelik Irwantono di Jakarta, Senin (24/11/2014).

"Semua sesuai agenda yang kita sampaikan di prospektus. Harga tetap sama dan rasio juga tidak ada yang berubah," jelas Kelik.

Ia mengaku heran ketika ada orang yang mengatakan PT BW Plantation Tbk melakukan perubahan rasio penawaran rights issue. "Saya bingung kalau ada yang bilang kita mau ubah rasio. Semua tetap sesuai dengan rencana awal," terangnya.

Kelik juga mengungkapkan pihaknya melihat bahwa para pemegang saham memberikan dukungan terhadap rencana perseroan untuk melakukan right issue. Hal ini terlihat dengan banyaknya pemegang saham yang hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) terkait aksi tersebut.

"Kehadiran para pemegang saham dalam RUPSLB kita itu kuorum. Sebanyak 75,86% yang hadir ini berarti mereka mendukung," ujarnya.

Pada hari ini perseroan menggelar RUPSLB dalam rangka menerbitkan saham baru atau right issue. Namun, RUPSLB tersebut harus diskors karena hingga pukul 15.00 WIB perseroan tidak kunjung mendapatkan izin efektif rights issue dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"Kami belum mendapat pernyataan efektif dari OJK makanya kami skors. Tadi kami sudah tunggu sampai jam tiga, tapi belum ada juga," ucapnya.

Menurut Kelik, permasalahan belum kunjung turunnya surat izin efektif dari OJK hanyalah masalah logistik semata. Pihaknya berharap izin efektif dari OJK dapat diperoleh hari ini atau paling lambat esok hari sehingga RUPS pengganti bisa kembali dilaksanakan hari Kamis pekan ini.

"Sudah tidak ada isu lagi. Ini masalah logistik saja. Kami harapkan bisa tanda tangan hari ini kalau mau tunggu. Tapi, kami harus mengerti di OJK juga ada kesibukan jadi kita skors sampai Kamis," jelasnya.

Seperti diketahui, aksi ini dinilai sangat merugikan investor ritel karena harga pelaksanaannya jauh di bawah harga pasar. Hal ini akan membuat sejumlah investor, khususnya investor ritel bakal merugi lantaran terdilusi cukup besar jika tidak mengeksekusi haknya.

BWPT  telah memulai langkah akuisisi salah satu afiliasi Grup Rajawali, yakni Grup Green Eagle (GGE). Emiten perkebunan ini akan menawarkan 27,02 miliar saham atau setara 85,71% dari modal ditempatkan dan disetor penuhnya.

Nantinya setiap satu pemegang saham lama berhak untuk mendapatkan enam HMETD. Dengan kata lain, rights issue ini memiliki rasio penwaran 1:6. Rights issue ini memberi harga pelaksanaan Rp 390 sampai Rp 411 per saham sehingga BWPT akan mengantongi dana segar sekitar Rp 10,53 triliun sampai Rp 11,1 triliun.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: