WE Online, Jakarta - Sebanyak 11 peserta akan saling bertarung untuk merebut posisi orang nomor satu di Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Kementerian Keuangan. Sebelumnya, panitia seleksi (pansel) telah menyaring 28 calon menjadi 11 calon dirjen pajak melalui tahapan penulisan makalah.
Namun, sayangnya dalam tahapan penulisan makalah ini, menurut lembaga Centre for Indonesia Taxation Analysis (CITA), tidak dilakukan secara terbuka. Direktur Eksekutif CITA Yustinus Prastowo menilai tahapan penulisan makalah seharusnya menjadi tahapan yang cukup penting karena di sinilah transparansi diperlukan.
"Hanya diberi waktu dua hari oleh panitia untuk mengoreksi atau menilai makalah yang ditulis, sementara bagi publik tidak mengetahui apa indikator atau parameter yang dibuat untuk makalah ini. Lalu, bagaimana cara menilai sehingga memunculkan 11 nama," kata Yustinus dalam diskusi Siapa Pantas Jadi Dirjen Pajak di Jakarta, Selasa (16/12/2014).
Untuk itu, ia menyarankan kepada pansel agar dibuat semacam uji publik atau diskusi panel dengan menghadirkan sebelas kandidat dirjen pajak tersebut.
"Dalam waktu tersisa harus dibuat uji publik atau diskusi panel terbuka terhadap 11 kandidat agar kita semua tahu mereka ini siapa, apa visi dan misinya, dan kita punya keyakinan untuk memilih," tegasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement
