Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga Elpiji 3 KG di Aceh Selatan Capai Rp35 Ribu

Warta Ekonomi -

WE Online, Aceh Selatan - Harga elpiji 3 kilogram di tingkat pengecer di Kabupaten Aceh Selatan mencapai Rp30 ribu hingga Rp35 ribu per tabung atau diatas harga pangkalan resmi yang ditunjuk Pertamina yakni Rp22 ribu sampai Rp25 ribu.

Informasi yang dihimpun di Tapaktuan, Rabu (6/5/2015), tingginya harga elpiji 3 Kg di tingkat pengecer itu yang sudah berlangsung sebulan terakhir ini, karena pasokan bahan bakar bersubsidi itu terbatas sementara permintaan meningkat.

"Memang pasokan gas 3 Kg selalu lancar, tapi keberadaannya di pangkalan langsung habis beberapa saat setelah dibongkar karena masyarakat yang membutuhkannya sudah sangat ramai," ujar warga.

Diungkapkan, harga gas 3 Kg di tingkat pangkalan di Kecamatan Meukek bervariasi mulai dari Rp22 ribu sampai Rp25 ribu per tabung.

"Biasanya ketika sudah ada teguran dari pejabat Pemkab Aceh Selatan, karena sudah naik ke media massa maka harga gas di tingkat pangkalan diturunkan menjadi Rp22 ribu, tapi jika kondisi tenang-tenang saja harga gas sering dijual Rp25 ribu per tabung," sebut beberapa warga yang meminta identitasnya tidak disebutkan.

Iwan, salah seorang warga Desa Pasie Meukek, Kecamatan Meukek menyebutkan, karena keberadaan gas sering langka di pangkalan, masyarakat yang membutuhkan gas terpaksa harus membeli di kios-kios pengencer meskipun dengan harga melambung tinggi.

Celakanya lagi meskipun dengan kondisi harga melambung tinggi namun keberadaan gas juga sangat susah didapatkan di kios pengencer, ujarnya.

"Seperti yang terjadi pada hari ini, saya cari gas 3 Kg di kios-kios pengencer dalam Kecamatan Meukek tidak ada, akhirnya gas saya dapatkan di kios pengencer di Peulumat, Kecamatan Labuhanhaji Timur, itupun harganya sudah mencapai Rp35 ribu/tabung," sebutnya.

Iwan menyatakan, jikapun ketersediaan gas 3 Kg ada di kios-kios pengencer dalam Kecamatan Meukek tersedia, namun harganya selama ini juga mencapai Rp30 ribu sampai Rp35 ribu per tabung sama dengan harga gas yang dijual oleh pengencer di Kecamatan Labuhanhaji Timur.

"Ketika keberadaan gas sudah tidak ada lagi di pangkalan, maka harga gas yang ada di tingkat kios pengencer langsung melonjak," ujarnya.

Iskandar, Direktur PT H Iskandar Nur Nikmat mengatakan, penyebab terjadinya kelangkaan gas 3 Kg disamping pasokan kuota dari Pertamina belum bertambah, juga disebabkan karena peruntukan penyaluran gas yang belum tepat sasaran.

"Sesuai aturan seharusnya PNS dan masyarakat golongan mampu tidak boleh membeli gas 3 Kg, tapi yang terjadi selama ini hal itu masih saja terjadi, makanya kami telah perintahkan seluruh pangkalan agar masyarakat yang membeli gas harus melampirkan foto copy KTP dan KK," kata dia.

Di samping itu, sambung Iskandar, pihaknya juga telah menginstruksikan kepada seluruh pangkalan yang ada di Aceh Selatan agar tidak menjual lagi tabung gas 3 Kg kepengencer, melainkan langsung kepada masyarakat sehingga persoalan kelangkaan gas dan mahalnya harga gas tidak terjadi lagi.

Sementara itu, Kepala Bagian (Kabag) Ekonomi Setdakab Aceh Selatan, Abubakar SE mengakui bahwa pihaknya ada mendengar keluhan masyarakat selama ini harga gas 3 Kg mencapai Rp30 ribu sampai Rp35 ribu/tabung, di tingkat pengencer.

"Benar ada kami dengar harga gas sebesar itu, tapi itu bukan harga ditingkat pangkalan melainkan di tingkat pengencer. Jikapun informasi itu benar adanya maka yang bertanggungjawab terhadap hal itu adalah pihak pangkalan jika kami temukan atau dapat tertangkap tangan, maka kami akan berikan sanksi tegas berupa pencabutan izin,? tegas Abubakar.

Oleh sebab itu, pihaknya menantang masyarakat di daerah itu agar berani melaporkan kepada pihaknya jika ada menemukan pengencer menjual gas 3 Kg dengan harga melonjak jauh di atas HET yang telah di tetapkan Pemerintah sebesar Rp 20.500/tabung.

"Jika terbukti di dapatkan ada pengencer menjual harga gas 3 Kg jauh melampaui di atas HET, maka akan kami berikan sanksi tegas sesuai yang di atur dalam Permen ESDM Nomor : 26 Tahun 2009 tentang penyediaan dan pendistribusian LPG, sebab dalam aturan itu jelas di sebutkan bahwa sistem penyaluran gas LPG hanya sampai di pangkalan," ujarnya.

Saat ditanya penyebab terjadi kelangkaan gas 3 Kg di Aceh Selatan, Abubakar menjelaskan, hal itu terjadi di samping karena kuota pasokan gas dari Pertamina tidak terjadi penambahan juga disebabkan terjadi migrasi besar-besaran masyarakat setelah keluarnya keputusan Pemerintah menaikkan harga gas LPG 12 Kg beberapa waktu lalu.

Untuk mencari solusi persoalan itu, menurutnya, pihak Pemkab Aceh Selatan telah berulang kali menyurati pihak PT Pertamina meminta penambahan kuota pasokan gas 3 Kg ke Aceh Selatan, namun sampai saat ini permintaan tersebut belum diakomodir.

"Terkait persoalan kelangkaan gas 3 Kg ini juga telah mendapat perhatian serius dari Bupati Aceh Selatan. Karena telah beberapa kali disurati namun belum mendapat tanggapan serius dari pihak Pertamina, maka Bupati berencana dalam waktu dekat ini akan melobi langsung untuk meminta tambahan kuota tersebut ke Kementerian ESDM di Jakarta," kata Abubakar.

Sebab, sambungnya, dengan kuota yang ada selama ini hanya sebanyak 50 Loading Order (LO) atau sebanyak 28.000 tabung jatah Aceh Selatan untuk tahun 2015, dengan perhitungan satu LO sebanyak 560 tabung, maka jumlah itu dinilai tidak cukup jika dibandingkan dengan jumlah penduduk atau kepala keluarga miskin Aceh Selatan berdasarkan data BPS tahun 2011 yang mencapai 13.086 jiwa serta ditambah lagi dengan pelaku usaha kecil menengah yang mencapai 500 lebih.

"Kuota gas 3 Kg per tahun yang tersedia hanya 28.000 tabung, sedangkan kebutuhan tabung gas perbulan mencapai 27.122 tabung. Sehingga kekurangannya sangat jauh. Apalagi setelah kenaikan gas 12 Kg baru-baru ini, tentu cukup banyak masyarakat yang migrasi dari sebelumnya menggunakan 12 Kg beralih ke 3 Kg," katanya. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: