Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pembelian Gas Melon Menggunakan KTP Jadi Solusi, Ini Sebabnya

Pembelian Gas Melon Menggunakan KTP Jadi Solusi, Ini Sebabnya Pekerja menunjukkan tabung gas elpiji tiga kilogram di Patokan, Kraksaan, Probolinggo, Jawa Timur, Rabu (2/8/2023). Berdasarkan data Pemprov Jatim dalam dua minggu terakhir pasokan elpiji tiga kilogram di Jawa Timur mendapatkan tambahan sejumlah 1,5 juta tabung untuk mencukupi kebutuhan di wilayah itu. | Kredit Foto: Antara/Muhammad Mada
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pembelian gas melon dengan menggunaan kartu tanda penduduk (KTP) atau Kartu Keluarga (KK), merupakan salah satu solusi agar subsidi tepat sasaran. Karena dengan mekanisme tersebut, gas melon akan benar-benar diterima masyarakat yang membutuhkan. 

“Penggunaan KTP dengan single identity number ini bisa menjadi solusi, karena langsung mengenali pemegangnya,” jelas Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM) Profesor Mudrajad Kuncoro. 

Dalam hal ini, lanjut Mudrajad, urgensi penggunaan KTP dan/atau KK dalam pembelian gas melon adalah sebagai identifikasi. Yakni, untuk mengetahui apakah pembeli memang orang yang tepat atau tidak. 

“Tujuan penggunaan KTP dan/atau KK kan cuma satu, yaitu untuk mengidentifikasi apakah memang layak membeli gas tiga kilogram yang disubsidi,” urai Mudrajad.

Baca Juga: Beli LPG 3 Kg Subsidi Pakai KTP Mudah

Identifikasi tersebut memang penting. Karena pada akhirnya, bisa memperlancar distribusi kepada masyarakat yang memang berhak. Itu sebabnya Mudrajad juga mengusulkan, jika diperlukan maka bisa dipergunakan juga kartu identitas lain. Misal Kartu Indonesia Pintar, Kartu Program Keluarga Harapan (PKH), dan kartu-kartu lain yang menunjukkan bahwa mereka layak mendapatkan subsidi gas melon.

“Jadi memang harus ada cek dan ricek selain KTP. Apalagi, ada juga kalangan miskin yang tidak memiliki KTP,” kata dia. 

Selama ini, lanjut Mudrajad, memang sering terjadi bahwa bukan hanya keluarga miskin serta usaha mikro yang menggunakan, tetapi juga kalangan menengah ke atas. Padahal, imbuhnya, tujuannya subsidi adalah membantu kalangan tidak mampu. “Dalam praktik, banyak juga orang kaya maupun rumah makan juga menggunakan gas tiga kilogram itu. Ini kan berarti tidak tepat sasaran,” tuturnya.

Baca Juga: Pembelian LPG 3 Kg dengan KTP Dilakukan Agar Subdisi Tepat Sasaran

Karena itulah selain penggunaan KTP dan/atau KK, Mudrajad juga meminta agar masyarakat mampu tidak lagi menggunakan gas melon. Alasannya jelas, karena subsidi memang tidak ditujukan untuk mereka. 

“Kalangan menengah ke atas harus tahu diri, tidak menggunakan gas tiga kilogram tetapi yang lima kilogram atau 12 kilogram,” jelasnya.

Selain itu, Mudrajad juga mengusulkan agar ke depan, juga dilakukan perluasan pemanfaatan jaringan gas. Melalui sambungan pipa langsung ke rumah-rumah, dia menilai, subsidi gas juga bisa lebih tepat sasaran,

“Solusi lain, kita kan punya PGN. Kenapa tidak disalurkan dengan pipa langsung ke rumah tangga seperti di negara maju? Di beberapa daerah, PGN sudah masuk dengan cara itu dan feasible secara ekonomi,” pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: