Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Indef: Ekonomi Turun Karena Pemimpin Lemah

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Lemahnya kepemimpinan dalam Kabinet Kerja menjadi salah satu penyebab menurunnya kinerja ekonomi Indonesia pada triwulan I 2015, kata pengamat dari Institut Pengembangan Ekonomi dan Keuangan (Indef) Enny Sri Hartati.

"Kepemipinan menjadi faktor internal penyebab penurunan ekonomi kita, pemimpin tidak mampu mengharmoinisasikan tim ekonomi untuk fokus pada program prioritas," kata Enny di Jakarta, Jumat (8/5/2015).

Selain itu, perombakan susunan kementerian dan lembaga menyebabkan perubahan nomenklatur yang berdampak pada keterlambatan realisasi anggaran. Menurut dia, program pembangunan Kabinet Kerja banyak yang bagus, hanya saja perencanaan yang disusun oleh tim Kabinet Kerja tidak dapat merealisasikan program tersebut.

"Banyak program yang bagus, seperti membangun Indonesia dari pinggiran, tapi ternyata apa yang diharapkan tidak sesuai kenyataan, daerah pinggiran dengan daerah pusat rentangnya semakin lebar," jelas dia.

Menurut dia harusnya pada triwulan I ini Kabinet Kerja sudah menunjukkan kinerja seperti apa yang telah dijanjikan. "Harusnya sesuai dengan visi Jokowi yaitu 'Revolusi Mental', kata revolusi berarti perubahan yang cepat, jadi seharusnya dalam enam bulan kepemimpinan ini Kabinet Kerja sudah dapat memenuhi janjinya," kata Enny.

Enny mengatakan sayangnya dari beberapa capaian eknomi selama triwulan I 2015 menujukkan perkembangan yang justru memburuk bahkan semakin kontradiktif dari visi Nawa Cita yang diusung oleh Pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla.

Pertumbuhan ekonomi pada triwulan 2015 hanya sebesar 4,7 persen, angka tersebut tidak sesuai dengan pertumbuhan yang diasumsikan oleh pemerintah dalam APBN-P 2015 sebesar 5,7 persen. Angka tersebut merupakan pertumbuhan terendah sejak 2009.

"Pertumbuhan ini yang terendah baik dibandingkan dengan triwulan IV 2014 maupun rata-rata pertumbuhan sepanjang 2014 yang masih sebesar 5,0 persen," kata Enny. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: