Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

TPID Sulteng Pantau Beras di Sigi

Warta Ekonomi -

WE Online, Palu - Tim Terpadu Pengendalian Inflasi Daerah Sulawesi Tengah dipimpin Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan setempat Abubakar Almahdali memantau perkembangan stok dan harga kebutuhan pokok termasuk beras di Kabupaten Sigi.

Tim TPID Sulteng terdiri atas Kadis Perindustrian dan Perdagangan, Kepala Bank Indonesia (BI) Purjoko, dan Kepala Perum Bulog melakukan inpeksi mendadak (sidak) di salah satu pasar tradisional di Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi, Jumat (5/2/2016).

Kadis Perindustrian dan Perdagangan Sulteng Abubakar Almahdali di sela-sela sidak membenarkan harga beras di pasaran rata-rata bergerak naik, termasuk di Pasar Tradisional Dolo, Kabupaten Sigi, harga semua jenis beras medium maupun premium mengalami kenaikan cukup signifikan.

Berdasarkan keterangan para pedagang beras di pasar itu, harga beras naik karena stok kurang. Harga beras premium dijual pedagang di pasar tersebut mencapai Rp11.000/kg.

Normalnya, kata Abubakar harga beras di pasaran setempat Rp9.000/kg. Sementara beras medium Rp9.000/kg atau naik dari sebelumnya hanya Rp8.000/kg.

Kenaikan harga beras, bukan hanya di Kabupaten Sigi, tetapi semua daerah di wilayah Sulteng, termasuk di Kota Palu.

Penyebab utama kenaikan harga beras di pasaran karena dampak dari elnino. Musim kemarau panjang pada 2015 telah mengakibatkan banyak petani mengalami gagal panen karena kesulitan pasokan air.

Selain gagal panen, pola tanam juga berubah sehingga musim panenpun tentu mundur.

Biasanya musim panen berlangsung pada Maret 2016 ini. Tetapi karena jadwal tanam mundur, maka panen merata di Sulteng baru akan berlangsung pada April-Mei-Juni mendatang.

Namun, kata dia, pemerintah telah mengambil langkah-langkah antisipasi atas kenaikan harga beras di pasaran dengan melakukan operasi pasar (OP).

Bulog selaku yang dipercayakan pemerintah sebagai stabilisator harga dan penyedia beras nasional di Sulteng telah melakukan OP sejak Januari 2016.

Sampai sekarang ini, OP masih dilakukan Bulog di seluruh Kabupaten dan Kota di Sulteng.

Pemerintah berharap dengan OP, harga beras di pasaran bisa terkendalikan sampai pada musim panen berlangsung.

Kepala BI Palu Purjoko memberikan apresiasi kepada pemerintah melalui Perum Bulog yang melakukan intervensi pasar dengan kegiatan OP.

Dia juga mengaku harga beras naik karena dipicu kemarau panjang 2015 yang menyebabkan panen petani kurang berhasil.

"Saya mendapat informasi banyak petani gagal panen pada 2015 karena dampak kekeringan yang melanda seluruh wilayah Sulteng," katanya.

Kepala Perum Bulog Sulteng Maruf mengatakan kegiatan itu akan terus dilakukan sampai tiba musim panen raya.

Soal stok beras, Maruf menjamin mencukupi kebutuhan masyarakat. "Kami punya stok beras di gudang masih sekitr 8.000 ton," katanya.

OP dilakukan di seluruh kabupaten dan kota di Sulteng. (Ant)

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: