Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Deflasi Jepang Kian Memburuk, Abenomics Dinilai Gagal Dorong Pertumbuhan

Oleh: ,

Warta Ekonomi, Jakarta -

Harga konsumen inti Jepang mengalami penurunan selama lima bulan berturut-turut yang menyebabkan bank sentral berada di bawah tekanan untuk memperluas program stimulus yang sudah besar. Data tersebut lebih buruk dari perkiraan sekaligus menandai penurunan tahunan terbesar dalam lebih dari tiga tahun di bulan Juli.

Indeks harga konsumen, yang mencakup produk minyak namun tidak termasuk harga makanan, turun 0,5 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pemerintah tengah berusaha meningkatkan inflasi di tahun ini untuk merangsang pengeluaran dan meningkatkan perekonomian.

Data yang suram memperkuat pandangan pasar yang dominan bahwa program stimulus utama Shinzo Abe ini telah gagal untuk mengusir pola pikir deflasi yang melekat di kalangan bisnis dan konsumen. Juli lalu, Perdana Menteri Shinzo Abe mengumumkan paket stimulus utama yang bernilai hingga 28 triliun yen (US$ 265 miliar).

Jepang tengah berjuang untuk meningkatkan belanja konsumen yang menyumbang 60 persen dari perekonomian. Deflasi dengan tingkat paling dalam selama lebih dari tiga tahun terakhir menyebababkan banyak perusahaan menunda kenaikan harga akibat konsumsi yang lemah.

Kebijakan reformasi ekonomi pemerintah, yang dijuluki Abenomics, terdiri dari pendekatan fiskal, moneter, dan strategi pertumbuhan ekonomi guna mendorong investasi swasta, yang bertujuan untuk mengatasi tahun-tahun resesi yang menimpa Jepang. Namun, meski penerapan Abenomics sudah berjalan tiga tahun, inflasi tetap secara signifikan lebih rendah dari target dua persen.

Meski penurunan biaya energi mendorong penurunan harga konsumen, deflasi diimbangi oleh penguatan harga makanan impor dan tarif kamar hotel. Penguatan yen juga mendorong penurunan biaya impor, sehingga pengecer menahan diri untuk menaikkan harga barang-barang mereka.

"Sementara kegiatan ekonomi membaik, anjloknya harga impor menunjukkan bahwa inflasi akan terus turun dalam beberapa bulan mendatang," kata Marcel Thieliant, ekonom senior Capital Economics, seperti dikutip dari laman BBC di Jakarta, Sabtu (27/8/2016).

"Bank of Japan akan merasa semakin sulit untuk menyalahkan penurunan harga energi terhadap penurunan harga konsumen secara keseluruhan," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: