Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Analisis Kelayakan Bisnis Sederhana: Penawaran dan Permintaan

Analisis Kelayakan Bisnis Sederhana: Penawaran dan Permintaan Kredit Foto: Agus Aryanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sebagai seorang mantan konsultan, Helianti Hilman tentu tidak akan melangkah tanpa berpikir matang. Sebelum memutuskan untuk angkat kaki dari pekerjaannya dan membangun PT Kampung Kearifan Indonesia (KKI), ia telah melakukan analisis kelayakan bisnis sederhana berupa analisis kondisi penawaran dan permintaan.

Dari sisi penawaran ia melihat bahwa keragaman hayati asli Indonesia sangat kaya. Ada potensi dan peluang besar untuk mengembangkan produk pangan organik berbasis pertanian lokal. Untuk beras saja, misalnya, Indonesia memiliki sekitar 7.000 varietas beras beraneka warna, dari putih, merah, hitam, hingga kuning.

Di Aceh ada padi pantai yang tahan pada keasinan tinggi, di Kalimantan ada padi Si Jago yang tahan pasang surut. Ada juga padi danau dan padi yang bisa ditanam di lahan kering. Jika tidak dijaga kelestariannya, kekayaan hayati ini akan punah.

Di sisi permintaan, Helianti mengamati bahwa produk pangan organik memang belum cukup diminati konsumen nasional, namun sudah memiliki tempat di hati konsumen pasar global.

"Jadi, pasarnya jelas ada. Masalahnya tinggal bagaimana memasarkannya," demikian Helianti, lulusan King College University of London, menyimpulkan.

Akhirnya, pada bulan November 2008 Helianti mendirikan KKI dan mulai mengembangkan merek Javara. Nama Javara sendiri diambil dari bahasa Sanskerta yang berarti mengangkat dan menampilkan sisi terbaik. Dalam bahasa Sanskerta, Javara dibaca Jawara. Nama merek tersebut mengandung harapan agar KKI dapat memperlihatkan salah satu sisi terbaik Indonesia dan menjadi jawara melalui hasil buminya.

Aset utamanya dalam mendirikan KKI adalah pengetahuan. Sebagai perusahaan yang fokus kegiatannya pada pemberdayaan dan fasilitasi pemasaran, KKI tidak memerlukan banyak aset fisik. Mayoritas asetnya berupa produk pertanian yang kepemilikannya ada di pihak petani atau komunitas petani yang merupakan mitra bisnis KKI.

Dalam usahanya untuk membangun KKI, Helianti tak segan blusukan menjelajahi pelosok nusantara demi menemukan kekayaan hayati asli Indonesia berkualitas terbaik sekaligus berinteraksi dengan para petaninya. Blusukan membuat Helianti mengetahui masalah paling mendasar di sisi penawaran, yaitu kondisi petani yang demikian tertekan arus modernisasi dan memaksa mereka untuk hanya membudidayakan varietas yang sudah jelas ada pembelinya walaupun harga yang ditetapkan tergolong murah. Kondisi tersebut telah lama menjerat petani sehingga tidak sedikit yang harus hidup di dalam kemiskinan.

Sejak awal, fokus kegiatan KKI bukan sekadar berjualan produk pangan organik, melainkan lebih kepada pelestarian kekayaan hayati berbasis kearifan lokal dan pengembalian kebanggaan profesi petani melalui penciptaan nilai tambah (value-added) dari produk pangan nusantara. Oleh karena itu, KKI aktif memberdayakan petani dengan memegang teguh prinsip ethical trade di mana penetapan harga dilakukan melalui suatu proses musyawarah yang partisipatif. Dengan begitu, KKI dapat menjalin kerja sama kemitraan dengan banyak petani untuk membudidayakan verietas-varietas khas lokal yang terancam punah.

Sumber: Buku?Berani Jadi Wirausaha Sosial?

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: