Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga Sebungkus Rokok, Bisa Investasi

Oleh: Stanley Christian, Senior Advisor AZ Consulting

Harga Sebungkus Rokok, Bisa Investasi Kredit Foto: AZ Consulting
Warta Ekonomi, Jakarta -

Rasa-rasanya sudah sangat sering Anda membaca atau mendengar tentang investasi. Entah karena sudah terlalu banyak membaca bahkan mendengar, sampai-sampai Anda belum juga memulai untuk berinvestasi.

Padahal Anda paham akan penting berinvestasi, namun urung dilakukan. Alasannya pun beragam, mulai dari tidak tahu harus mulai darimana (padahal sudah banyak baca), takut ditipu, hingga alasan klasik yaitu belum ada uang untuk investasi.

Hmm, bila melihat instrumen investasi saat ini yang beredar di masyarakat, saya hanya mengerutkan dahi pada mereka yang beralasan belum berinvestasi karena alasan tidak punya uang, namun sangat mampu membeli rokok yang harganya Rp15.000 perbungkus.

Bahkan, kita semua dalam sebulan minimal mengeluarkan uang Rp100.000 untuk paket internet. Tanpa penjelasan panjang lebar, bagi Anda yang beralasan tidak punya uang untuk berinvestasi, yuk coba baca artikel ini karena investasi bisa dimulai dengan nominal seharga satu bungkus rokok lho.

Reksa Dana

Reksa dana adalah salah satu produk investasi yang relatif fleksibel bagi seluruh lapisan masyarakat. Investasi reksa dana dapat dimulai dengan modal awal Rp100.000. Coba kita asumsikan harga satu bungkus rokok Rp15.000 dan rata-rata para perokok membeli tiga bungkus rokok dalam seminggu yang artinya sekitar Rp45.000.

Berarti dalam sebulan perokok "membakar" sekitar Rp180.000. Nominal tersebut merupakan langkah awal untuk membeli reksa dana bila Anda tahu bahwa berinvestasi tidak harus mahal. Cukup modal Rp100.000 Anda sudah bisa berinvestasi di reksa dana. Melihat seperti ini, apakah ada alasan lagi bagi anda untuk tidak segera memulai investasi?

Logam Mulia

Bagi sebagaian orang, mengenal reksa dana dan mempelajari reksa dana adalah hal yang menyita waktu. Belum lagi tingkat kepercayaan nasabah yang masih rendah akibat rendahnya informasi yang diterima, ditambah bahwa banyak orang yang masih senang dengan berinvestasi terhadap sesuatu yang bisa dilihat secara kasat mata.

Karena perlu diketahui, reksa dana hanya berupa lembaran laporan yang untuk sebagian orang merasa tidak merasa nyaman dengan selembar kertas tersebut. Maka alternatifnya yang bisa ditawarkan adalah logam mulia.

Ini jelas berbentuk fisik dan menjadi salah satu pilihan investasi favorit dari zaman dulu selain tanah. Bila kita membeli tanah, tentu perlu biaya yang mahal dan untuk saat ini, belum ada bank yang melayani untuk membeli tanah secara kredit.

Lalu bila bicara logam mulia, walaupun pertumbuhan return-nya tidak cepat, investasi emas merupakan investasi yang cenderung aman karena melindungi nilai rupiah Anda dari inflasi. Lalu Anda mulai protes karena harga logam mulia mahal juga.

Untuk harga satu gram saja berkisar di Rp550.000 dan itu terasa berat. Tapi bila saya beritahu bahwa anda dapat mempunyai tabungan logam mulia mulai dari Rp5.000 alias goceng bagaimana? Percayalah saat ini Anda sudah dapat memulai berinvestasi di logam mulia denga modal goceng saja yang berarti itu adalah sepertiga dari harga satu bungkus rokok Anda. Sekarang anda mau berkata apalagi kalau sudah ada instrumen investasi yang mulai dari Rp5.000?

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: