Distribusi gas elpiji 3 kilogram di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara ke tingkat pengecer kembali normal setelah menghilang dari pasaran menjelang perayaan Idul Fitri 1437 Hijriah.
Pengecer gas elpiji Haslinda (40) di Kendari, Sabtu (9/7/2016), mengatakan agen sudah mulai memasok gas elpiji ke tingkat pengecer untuk menjawab kebutuhan pelanggan.
"Saat gas elpiji kosong sehari sebelum lebaran Idul Fitri yang disoroti pelanggan adalah pengecer. Kami (pengecer) menjelaskan apa adanya, yakni tidak ada pasokan dari agen," kata Haslinda.
Harga gas elpiji eceran dalam Kota Kendari Rp18.000 per tabung namun saat gas kosong ada spekulan yang menaikkan harga gas elpiji sampat Rp25.000.
Pelanggan "menyisir" kios pengecer hingga ke agen resmi mencari gas elpiji 3 kilogram namun persediaan kosong.
"Saya tidak mempersiapkan tabung cadangan karena tidak menyangka stok tabung gas kosong. Ternyata menjelang lebaran gas elpiji kosong," kata seorang ibu rumah tangga, Ny Norman (36).
Saat gas elpiji menghilang dari pasaran, katanya, kebingungan karena tidak mempersiapkan cadangan, seperti kompor yang menggunakan bahan bakar minyak tanah.
"Minyak tanah juga sulit didapatkan di pasaran. Kalau pun ada harga minyak tanah sudah lebih mahal dari pada gas elpiji," katanya.
Konsumen lainnya, Santi (28) mengaku memasak menggunakan kompor berbahan bakar minyak tanah saat gas elpiji kosong.
"Minyak tanah lebih mahal dari pada gas elpiji tetapi tidak ada pilihan lain. Minyak tanah per liter seharga Rp10.000," katanya.
Pantaun pada agen gas elpiji PT Nuraeni Kelurahan Bende bahwa gas elpiji 12 kilohram masih tersedia dengan harga Rp125.000.
"Terpaksa harus menggunakan gas elpiji 12 kilogram karena hanya itu yang ada. Bahkan, untuk memasak air menggunakan kayu bakar agar menghemat," katanya. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fajar Sulaiman
Tag Terkait: