Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman Hadad mengatakan program Laku Pandai (layanan keuangan tanpa kantor dalam rangka keuangan inklusif) memberdayakan ekonomi masyarakat di lingkungan sekitar agen karena akses layanan keuangan yang menjadi terjangkau.
"Kegiatan Laku Pandai memberdayakan lingkungan sekitar karena layanan keuangan menjadi lebih 'accessible', ini sesuatu yang banyak diapresiasi, apa lagi ditambah tawaran produk yang bervariasi," kata Muliaman usai menghadiri acara di Menara Bank Danamon, Jakarta, Jumat (29/7/2016).
Muliaman memperkirakan saat ini terdapat 1,3 juta nasabah layanan laku pandai dan 150.000 agen yang tersebar di 370 kabupaten/kota. Laku Pandai masih berpusat di Jawa dengan penetrasi sekitar 61 persen, kemudian di Sumatera 23 persen, dan 16 persen sisanya di Indonesia bagian Timur.
Alasan masih minimnya penerapan Laku Pandai di wilayah Timur adalah karena pembangunan jaringan infrastruktur komunikasi yang lambat, mengingat program tersebut membutuhkan sokongan teknologi komunikasi.
"Nanti diharapkan 1 juta agen untuk mendoromg penetrasi layanan keuangan. Laku Pandai masih banyak di Jawa-Sumatera. Indonesia Timur masih jadi tantangan dan perlu dilirik karena potensinya luar biasa," kata dia.
Muliaman berpendapat Laku Pandai merupakan satu model yang bisa diteruskan dan perlu dipikirkan lebih lanjut bagaimana integrasinya.
Selain itu, Muliaman juga mengatakan program Laku Pandai di Indonesia akan ditinjau oleh Ratu Maxima dari Belanda sebagai Perwakilan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Layanan Keuangan Inklusif (UNSGSA).
"Queen Maxima akan melihat laku pandai, dan kemudian akan meninjau, tapi laku pandai ada di pasar-pasar maka kami masih pikirkan bagaimana agar beliau tidak kepanasan ketika meninjau," kata dia.
Laku Pandai atau layanan keuangan tanpa kantor dalam rangka keuangan inklusif adalah program Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk penyediaan layanan perbankan atau layanan keuangan lainnya melalui kerja sama dengan pihak lain (agen bank) dan didukung dengan penggunaan sarana teknologi informasi.
Program tersebut bertujuan menyediakan produk-produk keuangan yang sederhana, mudah dipahami, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang belum dapat menjangkau layanan keuangan. Selain itu, juga melancarkan kegiatan ekonomi masyarakat sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan antarwilayah di Indonesia, terutama antara desa dan kota.
Laku Pandai diperlukan guna mewujudkan komitmen OJK, industri perbankan, dan industri jasa keuangan lainnya dalam mendukung terwujudnya keuangan inklusif.
Produk-produk yang disediakan dalam program ini adalah tabungan dengan karakteristik 'basic saving account' (BSA), kredit atau pembiayaan kepada nasabah mikro, dan produk keuangan lainnya seperti asuransi mikro.
Salah satu manfaat keikutsertaan masyarakat dalam Laku Pandai adalah nasabah dapat melakukan transaksi tanpa harus ke lokasi kantor bank, melainkan cukup mengunjungi lokasi agen Laku Pandai yang lebih dekat dengan tempat tinggalnya. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil