Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ini Dampak Negatif Cyberbullying

        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menurut penelitian bertajuk Growing Up Online-Connected Kids yang dilakukan oleh Kaspersky Lab dan iconKids & Youth, cyberbullying menjadi sebuah ancaman yang jauh lebih berbahaya bagi anak-anak daripada yang banyak orang tua perkirakan.

        Cyberbullying adalah tindak intimidasi, penganiayaan atau pelecehan disengaja yang anak-anak dan remaja alami di internet. Menariknya, anak-anak berusia 8-16 tahun lebih waspada terhadap ancaman ini daripada orang tua mereka.

        Dari siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin (22/8/2016), hasil penelitian Kaspersky Lab menunjukkan hanya 13 persen anak-anak dan 21 persen orang tua yang menganggap hal tersebut tidak berbahaya.

        Pada saat yang sama, 16 persen dari anak-anak yang disurvei lebih takut ditindas online daripada offline, sementara setengah (50 persen) anak-anak yang disurvei merasa takut ditindas (bullying) baik itu di kehidupan nyata maupun virtual.

        Orang tua seharusnya tidak mengabaikan bahaya cyberbullying. Terlepas dari kenyataan bahwa studi ini menemukan hanya 4 persen dari anak-anak mengaku ditindas secara online (dibandingkan dengan 12 persen dalam kehidupan nyata), pada kenyataannya 7 dari 10 kasus berakibat memberikan konsekuensi yang traumatis.

        Bullying di Internet memberikan dampak yang serius terhadap kesejahteraan emosional anak-anak. Orang tua dari 37 persen korban melaporkan dampak kepercayaan diri yang sangat rendah, 30 persen melihat penurunan dalam proses belajar di sekolah, dan bahkan 28 persen mengatakan anak-anak mereka mengalami depresi.

        Tidak hanya itu, 25 persen dari orang tua menyatakan bahwa cyberbullying telah mengganggu pola tidur anak-anak mereka dan bahkan menyebabkan mimpi buruk (21 persen). Orang tua dari 26 persen korban menyadari bahwa anak-anak mereka sudah mulai menghindari kontak dengan anak-anak lainnya, dan 20 persen menemukan anak-anak mereka mengidap anoreksia.

        Hal yang juga mengkhawatirkan adalah statistik menunjukkan bahwa 20 persen dari anak-anak menyaksikan anak lain ditindas secara online, dan di 7 persen kasus, mereka bahkan berpartisipasi di dalamnya. (Ant)

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Cahyo Prayogo

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: