Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dana Rights Issue WIKA untuk Biayai Lonjakan Kontrak Infrastruktur 

        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Sebagaimana diketahui setelah mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada akhir Agustus lalu, PT WIJAYA KARYA (Persero) Tbk. saat ini tengah bersiap untuk menghelat agenda rights issue melalui mekanisme Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHETD) I yang rencananya akan dilaksanakan pada akhir Oktober 2016 mendatang.

        Direktur Utama Perseroan, Bintang Perbowo mengatakan bahwa aksi korporasi bahwa aksi korporasi berupa rights issue melalui mekanisme PMHMETD merupakan tindak lanjut dari persetujuan untuk mendapatkan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp4 triliun yang akan digunakan untuk membahas berbagai proyek dan infrastruktur Perseroan yang saar ini telah melonjak lebih dari 3 kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

        Rights issue menjadi sangat penting untuk direalisasikan agar saham pemerintah dan publik tidak terdilusi, dimana saat ini, kepemilikan saham pemerintah dan publik dalam Perseroan adalah masing-masing 65,05% dan 34,95%.?

        ?Kami berharap rights issue Perseroan dapat menyerap dana tambahan Rp2,149 triliun dari porsi publik sehingga total dana yang akan diperoleh nantinya menjadi Rp6,149 triliun,? ujarnya optimistis dalam keterangan tertulis yang diterima Redaksi Warta Ekonomi di Jakarta, Kamis (23/9/2016).

        ?Tambahan modal tersebut diyakini akan semakin meningkatkan kemampuan finansial Perseroan untuk melaksanakan berbagai proyek pengembangan infrastruktur tanah air dan meningkatkan daya saing Perseroan sebagai perusahaan konstruksi dan infrastruktur, sehingga akan memperkuat kinerja dan performa Perseroan guna merealisasikan target yang telah direncanakan,? yakin Bintang.

        Perolehan kontrak dihadapi PT WIJAYA KARYA (Persero) Tbk. mencapai Rp67,1 triliun hingga akhir September 2016 atau meningkat lebih dari tiga kali lipat sebesar 345% dibandingkan dengan realisasi kontrak pada periode yang sama tahun 2015 sebesar Rp11,472 triliun.

        Optimisme tersebut berangkat dari carry over 2015, Rp29,08 triliun; kontrak baru sebesar Rp13,79 triliun; konstruksi Proyek Investasi Kereta Cepat Jakarta-Bandung (High Speed Railway/HSR), Jalan Tol Balikpapan-Samarinda dan Jalan Tol Manado-Bitung sebesar Rp22,7 triliun, termasuk progress penawaran terendah yang telah dicatatkan Perseroan pada beberapa proyek, antara lain: dermaga, rumah susun, dan pembangkit istrik yang nilai totalnya ditaksir mencapai Rp1,5 triliun.

        Beberapa proyek yang telah diperoleh hingga Pekan ke-II September 2016 antara lain: Pembangunan Hotel, Perkantoran dan Convention Hall Grup Puncak Surabaya, Jalan Tol Balikpapan-Samarinda, Automatic People Mover System Bandara Soekarno Hatta, Renovasi Velodrome, Bendungan Kuwil Manado, Review Design Oecusse, Rusun Atlet Kemayoran, Flyover Semanggi, Flyover Kramasan, Jaringan Gas Prabumulih, Proyek Strategis Kementerian ESDM yang terdiri dari SPBG Bekasi, Fasilitas penerangan jalan umum, tank bahan bakar nabati, pembangunan pembangkit listrik mini hydro di Papua, Transmart Mataram, Transmart Tegal, Sudirman Hill, Produksi Box Girder Jalan Layang Kereta Api Medan-Kualanamu, Elevated Road Maros ? Bone, dan Tol Bawen-Solo Seksi 2.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Vicky Fadil
        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: